Tabanan, suarabali.com – Sekda Provinsi Bali yang juga Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Bali, Dewa Made Indra, menghadiri upacara pembukaan Perkemahan Bakti Saka Kalpataru dan Saja Wanabakti se-Bali dan Nusa Tenggara di Bumi Perkemahan Margarana, Tabanan, Kamis (6/9/2018).
Perkemahan Bakti Saka Kalpataru dan Saja Wanabakti akan berlangsung pada 6-10 September 2018. Kegiatan itu diikuti sekitar 577 peserta dari wilayah Bali dan Nusa Tenggara.
Dalam kesempatan itu, Made Indra mengungkapkan keinginannya agar gerakan Pramuka menjadi pelopor pelestarian hutan serta lingkungan sekitar. Menurut dia, kegiatan pelestarian hutan dan lingkungan sekitar harus digelorakan secara terus-menerus ke tengah masyarkat.
Itu sebabanya, kata Made Indra, kegiatan tersebut sangat positif untuk menumbuhkan rasa kecintaan kepada hutan serta kelestarian lingkungan. Untuk itu, dia berharap anggota Pramuka bisa menjadi pelopor untuk melestarikan hutan serta lingkungan sekitar.
“Kita sebarkan terus vibrasi ini, anggota Pramuka baik yang ikut maupun tidak menjadi peserta dalam perkemahan ini agar bisa menjadi pelopor untuk hal positif ini,” imbuhnya.
Sementara Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Dirjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman M.Sc yang menjadi inspektur upacara pembukaan perkemahan, berharap agar para pramuka menjadi pioner dan teladan dalam menerapkan prinsip hidup ramah lingkungan hingga ke generasi berikutnya.
Langkah itu, kata dia, dimulai dari diri sendiri dan dimulai dari saat ini. “Mari lakukan aksi nyata pengurangan sampah, terutama sampah plastik, dalam perkemahan ini. Terapkan prinsip less waste event,” imbuhnya.
Ruandha menambahkan, selama kegiatan perkemahan para peserta dan pengunjung diminta tidak menggunakan peralatan plastik sekali pakai seperti kantong plastik, styrofoam, dan sedotan plastik. Dia juga berharap agar perilaku baik selama perkemahan dapat berlanjut hingga menjadi kebiasaan dan budaya untuk ditularkan kepada lingkungan sekitarnya.
Ruandha juga mengajak semua pihak untuk iktu melestarikan lingkungan dengan menanam minimal 25 pohon seumur hidup, yakni 5 pohon sewaktu di sekolah dasar, 5 pohon saat SMP, 5 pohon saat SMA, 5 pohon saat kuliah, dan 5 pohon sewaktu menikah.
“Mari kita satukan tekad bersama untuk menjaga lingkungan dan hutan. Alam yang terjaga, akan memberikan fungsinya kepada manusia mulai dari fungsi pembawa, produksi sampai pada fungsi informasi, spiritual/healing. Semua itu untuk kesejahteraan manusia,” pungkasnya. (*)