Gianyar, suarabali.com – Kain tenun dan baju barong khas Bali ternyata berasal dari Kelurahan Beng di Kabupaten Gianyar. Sejak puluhan tahun silam, kelurahan ini memang identik dengan industri garmen. Puluhan industri kecil dan kerajinan menjadi sumber nafkah yang diandalkan masyarakat di Kelurahan Beng.
Bahkam, industri kecil tersebut sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu dan popularitasnya menggaung hingga tingkat nasional. Tak heran bila Kelurahan Beng dipilih menjadi wakil Kabupaten Gianyar dalam Lomba Kelurahan Tingkat Provinsi Bali.
Senin (16/4/2018) lalu, Lurah Beng Putu Pradana Kamajaya memaparkan profil kelurahan yang dipimpinnya kepada tim penilai Lomba Kelurahan Tingkat Provinsi Bali di Balai Banjar Kelod Kauh Beng, Kabupaten Gianyar.
Selain garmen, industri rumah tangga, terutama di bidang kuliner (kue tradisional) dan alat-alat perlengkapan upacara, juga banyak terdapat di Kelurahan Beng. Bahkan, masyarakat di kelurahan ini membentuk Kelompok Usaha Bersama (Kube) untuk mendirikan usaha minimarket modern untuk menampung dan memasarkan sarana upacara serta pesanan banten dari tingkat kecil sampai ke tingkat besar.
Wilayah Kelurahan Beng seluas 182,85 hektare dengan jumlah penduduk sebanyak 5.043 jiwa. Pada tahun 2017, jumlah penduduk miskin di Kelurahan Beng menurun tajam menjadi 98 kepala keluarga (KK) dari sebelumnya 222 KK pada tahun 2016. “Hal ini dapat dilihat dari penurunan jumlah penerima raskin atau rastra di Kelurahan Beng,” ungkap Putu Pradana.
Terkait Lomba Kelurahan Tingkat Provinsi Bali, Plt. Bupati Gianyar Ketut Rochineng mengatakan lomba tersebut bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan kelurahan. “Lomba kelurahan merupakan upaya untuk pemberdayaan masyarakat melalui proses penguatan kelembagaan, peningkatan motivasi, dan gotong-royong masyarakat,” katanya.
Menurut dia, Kelurahan Beng dipilih mewakili Kabupaten Gianyar setelah melewati evaluasi di tingkat kabupaten yang dilihat melalui evaluasi diri, instrumen pengungkap data, dan nilai perkembangan kelurahan.
Sementara ketua tim penilai, Ketut Lihadnyana, mengatakan lomba kelurahan tersebut dapat memberikan motivasi sekaligus sumbangan nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Lihadnyana berharap lomba kelurahan mampu memberikan gambaran kongkrit tentang sejauh mana program pembangunan dapat diimplementasikan, dimanfaatkan, dan dilestarikan oleh masyarakat kelurahan. Langkah kongkrit yang dimaksud adalah bagaimana meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
“Jangan sampai lomba kelurahan ini menjadi beban, tetapi mampu membangkitkan kesadaran untuk senantiasa memelihara rasa kebersamaan,” ujar Lihadnyana.
Untuk itu, Lihadnyana mengajak seluruh tim untuk melaksanakan tugas dengan menilai secara objektif. Tim pendamping dari kelurahan juga diharapkan mampu memfasilitasi serta memberikan informasi data selengkapnya.
Kabupaten Gianyar merupakan kabupaten kelima yang dinilai dari tujuh kabupaten yang ikut dalam lomba kali ini. Sebab, Kabupaten Tabanan tidak memiliki kelurahan dan Kabupaten Badung telah mengubah status kelurahan menjadi desa.
Setelah mendengarkan pemaparan dari Lurah Beng Putu Pradana Kamajaya, tim penilai diajak melihat pameran produk unggulan Kelurahan Beng.
Plt. Bupati Gianyar Ketut Rochineng mengatakan ada tiga bidang yang dinilai dalam lomba kali ini. Pertama, bidang pemerintahan yang meliputi aspek pemerintahan kelurahan, kinerja, inisiatif, dan kreativitas dalam pemberdayaan masyarakat, kelurahan berbasis teknologi informasi, serta kelestarian adat dan budaya.
Kedua, bidang kewilayahan yang meliputi aspek identitas, batas, inovasi, tanggap, dan siaga bencana. Ketiga, bidang kemasyarakatan yang meliputi partisipasi masyarakat, lembaga, pemberdayaan kemasyarakatan, keamanan, ketertiban, pendidikan, kesehatan, ekonomi, penenggulangan kemiskinan, dan peningkatan kapasitas masyarakat.
“Kelurahan Beng sudah melakukan evaluasi dari tahun ke tahun sampai saat ini. Semua perbaikan dan pembangunan sudah menunjukkan peningkatan. Bahkan, Kelurahan Beng sudah dua kali meraih juara lomba kelurahan tingkat provinsi dan juara lima secara nasional,” ujar Rochineng. (*/Sir)