Denpasar, suarabali.com – Bali disebut sebaga salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki prevalensi gangguan jiwa terbanyak, yakni 2,3/100 ribu penduduk. Data tersebut berdasarkan hasil riset Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2013.
Hal itu diungkapkan Luh Ketut Suryani dari Suryani Institute for Mental Health kepada wartawan di Kubu Kopi, Jalan Hayamwuruk 111, Denpasar, Senin (20/8/2018).
Berdasarkan survei yang dilakukan Suryani Institute Mental Health (SIMH) pada tahun 2007, kata Suryani, ada sekitar 9.000 orang yang mengalami gangguan jiwa berat yang berada di masyarakat tanpa penanganan yang sesuai. Bahkan, sekitar 350 orang di antaranya berada dalam pasungan.
Itu sebabnya, kata Suryani, pihaknya menyuarakan gerakan kepedulian pada kesehatan jiwa melalui olahraga lari. “Ini adalah cara yang bagus untuk menghilangkan depresi, meningkatkan kesehatan, dan melawan stigma terhadap kesehatan mental,” ujarnya.
Kegiatan tersebut dihadiri salah seorang pelari maraton 42 km, Henny Gordon. Kehadiran Henny Gordon itu merupakan bentuk dukungannya terhadap Suryani Institute.
Kali ini, SIMH menggelar lomba lari maraton dengan rute Sangeh – Jatiluwi – Sangeh. Jarak lari dibagi dalam kategori 5 km, 10 km, 21 km, dan 42 km. Peserta dapat mengambil bagian dalam 5 km, 10 km, 21 km, atau 42 km.
“Lari atau berjalan kaki maupun bersepeda ini adalah kegiatan yang menyenangkan,” katanya.
Suryani berharap kegiatan tersebut dapat mempromosikan kesehatan mental sebagai inisiatif dari acara amal. “Lebih baik lagi apabila masyarakat menjadi bagian dalam lari maraton sebagai bagian dari tim untuk melawan stigma terhadap kesehatan mental,” ungkapnya.
Dai mengatakan kegiatan lari untuk kesehatan mental ini diperuntukan bagi masyarakat yang terpanggil untuk membantu mereka yang mengalami gangguan jiwa. “Harapannya, kita dapat memanusiakan mereka yang mengalami gangguan jiwa,” ujarnya. (Val)