Buleleng, suarabali.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika kembali mengutus tim dari Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali untuk membantu warga miskin di berbagai pelosok wilayah Bali. Kali ini, bantuan Gubernur Pastika diberikan kepada dua keluarga di Banjar Dinas Abasan, Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.
Senin (23/4/2018) kemarin, tim dari Biro Humas menemui keluarga Nyoman Mertawan (40) dan keluarga Made Suarsana (47). Kondisi serba kekurangan yang dialami kedua keluarga ini dibenarkan Kepala Dusun Abasan, Putu Wija Negara, yang turut mendampingi tim ke lokasi.
Ketika tim berkunjung kerumah Nyoman Mertawan, yang bersangkutan tidak berada di rumah. Tim hanya menemui istri dan ketiga anaknya, Putu Yudi Mulyada (20), Kadek Arya Sutama (13),
dan Luh Komang Nata Aryaningsih (8).
Menurut sang istri Luh Kompyang Tirta (39), suaminya tidak berada di rumah karena sedang bekerja sebagai buruh bangunan di Denpasar. “Di sini hanya saya dan ketiga anak-anak, suami meburuh (jadi buruh),” ujar Luh Kompyang Tirta.
Kondisi suaminya yang hanya buruh, menurut Luh Kompyang Tirta, belum mampu digunakan untuk memperbaiki rumah yang mereka tempati saat ini. Hasil jerih payah sang suami hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Beban berat harus ditanggung Nyoman Mertawan, karena anak-anaknya harus sekolah dan memerlukan biaya. Itu sebabanya, dia berharap bantuan dari pemerintah.
“Penghasilan suami tidak seberapa, keperluan sehari-hari ya dicukup-cukupi saja. Belum lagi untuk anak sekolah, ya semoga dapat bantuan dari pemerintah. Apalagi kondisi rumah saya yang begini, semoga saja dapat bantuan bedah rumah. Biar bisa meringankan beban hidup juga,” ungkap Luh Kompyang Tirta sembari mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Bali yang telah memberi perhatian kepada keluarganya.
Gubernur Pastika juga menitipkan bantuan untuk keluarga Made Suarsana (47) yang kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan. Di rumah berdinding bata yang beberapa bagiannya sudah berlubang itu, Made Suarsana tinggal bersama kedua orangtuanya, Made Tirta-Nyoman Sulendra, sang istri Ketut Sukardi (46), serta kedua anaknya, Made Suardiana (24) dan Nyoman Wirya (18). Sedangkan anak pertamanya, Putu Muliada (27), telah menikah dan tinggal tak jauh dari rumah Suarsana.
Menurut Suarsana, kondisi ekonomi yang serba kekurangan membuat kedua anaknya harus putus sekolah. Pekerjaan yang tak menentu membuat beban hidupnya semakin berat. Selain menanggung anak dan istrinya, dia juga harus menafkahi kedua orangtuanya yang sudah lanjut usia. Beruntung, Suarsana termasuk dalam data penerima bantuan beras sejahtera dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
“Pekerjaan saya serabutan. Kalau ada yang perlu buruh bangunan, ya saya kerjakan. Kalau ada yang nyuruh neraktor (menggemburkan tanah) ya saya lakukan. Yang penting ada untuk biaya kebutuhan sehari-hari,” ucap Suarsana.
Untungnya, ayahnya hingga kini masih menerima uang pensiunan sebagai veteran, sehingga dapat meringankan bebannya dalam menjalani kerasnya hidup.
Kepala Dusun Abasan, Putu Wija Negara, mengatakan kedua keluarga tersebut sudah masuk dalam daftar penerima bantuan bedah rumah. Tahun ini, Desa Panji Anom menerima lima bantuan bedah rumah. Namun, kedua nama keluarga tersebut tidak termasuk di dalamnya.
Sehingga, dia berharap di anggaran perubahan atau bantuan swasta berupa Corporate Social Responsibility (CSR) bisa memberikan bantuan bedah rumah untuk keluarga Nyoman Mertawan dan keluarga Made Suarsana.
“Kedua keluarga ini memang sudah kita daftarkan untuk menerima bantuan bedah rumah, namun belum turun. Untuk tahun ini, kita hanya mendapatkan lima unit bantuan bedah rumah, mereka tidak termasuk di dalamnya. Ya, semoga pemerintah provinsi bisa menganggarkan yang bersangkutan,” ujarnya. (*/Sir)