Denpasar, suarabali.com – Serangan teroris di Marawi, Filipina, beberapa waktu lalu membuka mata negara-negara ASEAN. Pelaut Indonesia juga sudah sering disandera kelompok bersenjata yang terafiliasi dengan kelompok teroris di Filipina.
Berbagai peristiwa itu membuktikan terorisme global bukan isapan jempol. Terorisme sudah berkembang menjadi masalah antar-negara, bukan lagi masalah masing-masing negara.
“Ancaman terorisme dan radikalisme merupakan ancaman yang bersifat lintas negara dan memiliki jaringan serta kegiatan yang tersebar dan tertutup. Sehingga, memerlukan penanganan kolektif dan tindakan bersama-sama melalui kolaborasi kapabilitas dan interaksi antar-negara yang intensif, konstruktif, dan konkrit,” kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat soft launching program Our Eyes di Nusa Dua, Bali, Kamis (25/1/2018).
Atas dasar itulah, Kementrian Pertahanan Indonesia menggagas kerja sama pertukaran informasi dan intelijen antar-negara ASEAN. Gagasan ini pun disambut positif, terutama oleh Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand.
Meski demikian, soft launching program Our Eyes ini masih tahap awal dari kerja sama yang sesungguhnya. Pasalnya, belum jelas seperti apa data intelijen yang dibagikan atau otoritas masing-masing negara terhadap ancaman terorisme yang terjadi.
Untuk itu, dalam waktu dekat akan dibentuk tim kecil guna merumuskan secara teknis kesepakatan yang telah ditandatangani.
“Eenam negara ini sudah sepakat untuk menangani masalah terorisme. Kita akan membuat kelompok kecil. Setiap dua minggu kita akan berkumpul. Sehingga, dalam waktu dua bulan ada empat kali pertemuan. Jika dalam pertemuan ada permasalahan, maka para Menteri Pertahanan akan kumpul untuk memutuskan penanganan terorisme tersebut,” papar Ryamizard dalam jumpa pers dengan wartawan.
Meski masih banyak kekurangan, kata Menhan, program Our Eyes ini merupakan terobosan penting dalam upaya penanggulangan terorisme. “Bahkan, bukan tidak mungkin kedepannya 10 negara ASEAN akan ikut bergabung, termasuk kekuatan di regional seperti Australia dan Amerika Serikat,” katanya. (Tjg/Sir)