DENPASAR, suarabali.co.id – Dinas Pariwisata (Dispar) Bali berupaya mengatur pola perjalanan wisata selama liburan Natal dan Tahun Baru 2025 agar tidak ada penumpukan wisatawan hanya di wilayah Selatan Bali, seperti Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita). Kebijakan ini diharapkan bisa meratakan kunjungan wisatawan ke seluruh wilayah Bali, termasuk Bali Utara, Bali Barat, dan Bali Timur.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun, menyatakan bahwa pihaknya ingin para pelaku usaha pariwisata mengarahkan wisatawan untuk mengeksplorasi destinasi yang lebih beragam. “Kami menginginkan agar teman-teman usaha wisata mengarahkan wisatawan ke Bali Utara, Bali Barat, dan Bali Timur, sehingga kunjungan wisatawan tidak hanya terpusat di wilayah Selatan,” ujar Pemayun dalam keterangan yang diberikan pada Kamis.
Tjok Pemayun menjelaskan bahwa kebijakan ini telah disosialisasikan kepada asosiasi perjalanan wisata di Bali. Tidak hanya mengoptimalkan potensi objek wisata, pengelola wisata juga diminta untuk mendukung pemberdayaan UMKM lokal, dengan mengajak wisatawan untuk berbelanja dan menikmati produk-produk khas dari masyarakat setempat.
Dengan proyeksi kenaikan kunjungan wisatawan sekitar 20 persen selama Natal dan Tahun Baru, Pemayun optimis bahwa langkah ini dapat membantu mengurangi kepadatan di Bali Selatan. “Jika sebelumnya jumlah kunjungan rata-rata per hari sekitar 15 ribu wisatawan, kami yakin nanti bisa mencapai 20 ribu wisatawan per hari. Dengan tambahan wisatawan domestik, total bisa mencapai 30 ribu hingga 40 ribu orang,” ujar Pemayun.
Selain itu, Dispar Bali juga mendukung ide untuk mengalihkan wisatawan yang datang melalui jalur darat dari Pelabuhan Gilimanuk ke Buleleng, sebelum melanjutkan perjalanan ke Bali Selatan. Pemayun menilai langkah ini akan memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk menikmati kekayaan alam dan budaya daerah yang belum banyak dieksplorasi, terutama di Bali Utara.
“Buleleng memiliki kekuatan di sektor agrowisata dan budaya yang menarik, selain itu akses ke wilayah tersebut juga memberi lebih banyak pilihan akomodasi yang sesuai dengan berbagai anggaran wisatawan. Jadi, ini bukan hanya tentang Bali Selatan saja,” tambah Pemayun.
Dispar Bali juga mengingatkan pentingnya mempersiapkan infrastruktur dan sistem lalu lintas yang lebih baik untuk menghindari masalah kemacetan yang terjadi pada akhir tahun 2023, yang bahkan menyebabkan gangguan akses ke bandara. Mengantisipasi kejadian serupa, Dispar Bali bekerja sama dengan Dinas Perhubungan untuk merancang skema lalu lintas yang lebih efisien selama liburan panjang ini.
Dengan langkah-langkah ini, Pemayun berharap liburan Natal dan Tahun Baru 2025 akan berjalan lancar, dengan pengalaman wisata yang lebih merata dan menyenangkan bagi semua pengunjung. Dengan mengalihkan sebagian besar wisatawan ke luar Sarbagita, Bali diharapkan dapat menjaga kelancaran lalu lintas, mengurangi kepadatan, dan memberikan pengalaman wisata yang lebih beragam.