Denpasar, suarabali.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika memanfaatkan Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) untuk berpamitan kepada masyarakat, Minggu (12/8/2018). Kegiatan yang digelar di Lapangan Puputan Renon itu boleh jadi kesempatan terakhir Pastika sebaga Gubernur Bali bertatap muka dengan masyarakat secara langsung.
Kesempatan berikutnya, Pastika mungkin datang dan berorasi dalam kapasitasnya sebagai masyarakat biasa. Untuk itu, dia menyempatkan diri untuk berpamitan kepada masyarakat Bali serta menghaturkan terima kasih kepada semua pihak atas dukungannya selama ini.
Pastika menyadari selama sepuluh tahun kepemimpinannya sebagai Gubernur Bali, tidak lepas dari kekurangan. Sehingga, dia berharap gubernur terpilih bisa melanjutkan dan memperbaikinya. Pastika juga menyampaikan banyak terima kasih atas dukungan semua pihak, sehingga program Bali Mandara jilid 1 dan 2 bisa berjalan dan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat.
“Telah banyak program kita luncurkan dan dirasakan oleh masyarakat. Dari pengentasan kemiskinan hingga infrastruktur. Saya harap hasil pembangunan sepuluh tahun ini bisa bermanfaat untuk masyarakat Bali,” ungkapnya.
Menurut Pastika, PB3AS diadakan untuk menjaring aspirasi masyarakat Bali. “Orang Bali terkenal koh ngomong. Jadi, saya siapkan podium ini agar masyarakat terbiasa menyampaikan kritik, saran serta unek-unek mereka. To bee seen you must stand up and to be listened you must speak up,” imbuhnya.
Di sini, menurut dia, warga bisa bicara dari politik hingga urusan remeh temeh, atau dari infrastruktur hingga rumah tangga. “Jika ada keluhan terhadap pemerintah sampaikan di sini. Nanti staf kami akan mencatat dan minggu depannya intansi terkait akan menjawab permasalahan tersebut, bahkan akan ditindaklanjuti langsung jika memungkinkan,” lanjutnya.
Selain PB3AS, dalam periode kepemimpinannya, Pastika juga menggelar simakrama sebagai media untuk bertatap muka dengan masyarakat. Hanya saja, simakrama waktunya dibatasai tiga menit untuk penanya, sementara PB3AS tidak ada bagas waktu.
Mengenai nasib keberlanjutan program PB3AS pada kepemimpinan gubernur periode berikutnya, Gubernur Pastika menyerahkan seluruhnya pada penggantinya. Menurut dia, sangat bagus hal seperti ini ada, karena kebebasan menyatakan pendapat dilindungi oleh undang-undang selama tidak ada niat untuk menggulingkan NKRI dan mengganti Pancasila.
Namun, Pastika melanjutkan, media penyampaian saran dan kritik kepada pemerintah sangat banyak. “Jadi, jangan terpaku dengan bentuk PB3AS ini saja. Teknologi informasi saat ini sangat berkembang. Jadi, sah-sah saja gubernur ke depan menggunakan media tersebut untuk berinteraksi dengan warga,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu, banyak masyarakat mengucapkan terima kasih atas capaian-capaian Gubernur Pastika melalui program Bali Mandara. Misalnya, Prof. Sukardika (mantan dosen UNUD), Wiradharma (anggota Ikatan Alumni Lemhanas), Nyoman Paita dari Nusa Penida, dan Wayan Wisnaya atau Jro Penjor.
“Saya harap gubernur kedepan bisa melanjutkan program-program Bali Mandara yang sudah berhasil dan dirasakan oleh masyarakat,” tutur Jro Penjor.
Mengenai RS Bali Mandara, Prof. Sukardika sangat mengapresiasi. Dia berharap layanan kesehatan seperti itu bisa mencapai hingga pelosok-pelosok wilayah di Bali.
Sementara Wiradharma berharap gubernur terpilih nantinya tetap memperhatikan kepentingan anak muda serta menanamkan jiwa patriotisme dan semangat menjaga NKRI kepada anak muda. (*)