Karangasem, suarabali.com – Warga Desa Tegal Linggah, Karangasem, rela menggratiskan tanahnya untuk mendukung pembangunan jalan sepanjang 1.125 meter yang menghubungkan Banjar Bale Punduk Kelod dan Bale Punduk Kaja dengan Banjar Tibulake Sasak.
Pembangunan jalan yang menelan biaya Rp 115 juta itu bersumber dari Dana Desa Tegal Linggah tahun 2018. Pembangunan jalan tersebut dimulai sejak 26 April 2018.
Pembangunan jalan tersebut dimulai dari perbatasan Banjar Bale Punduk Kelod dan Bale Punduk Kaja hingga tembus di Banjar Tibulake Sasak, sebelah selatan Kantor Perbekel Desa Bukit. Nantinya, jalan itu akan berstatus sebagai jalan desa.
“Jalan ini adalah akses untuk melasti juga. Untuk pembangunan jalan ini, perencanaan sudah dilakukan tahun lalu,’’ ujar Kepala Desa Tegal Lingah, I Gede Sudiarsa, Kamis (24/5/2018).
Sebelumnya, jalan tersebut hanya jalan setapak yang bisa dilalui sepeda motor. Namun, melalui program Dana Desa, jalan setapak itu diperlebar menjadi enam meter. Pembukaan badan jalan ini menelan biaya Rp 115 juta yang dianggarkan dalam program Dana Desa 2018. Selain pembangunan jalan, juga dilakukan penyenderan sepanjang lebih dari 50 meter dengan ketinggian senderan mencapai 10 meter.
Pembangunan jalan baru ini menjadi prioritas, karena fungsinya sangat vital bagi masyarakat karena menjadi jalan penghubung menuju Desa Bukit. Dengan pembangunan jalan ini, warga bisa menghemat jarak tempuh hingga 3 kilometer untuk ke Desa Bukit. Tidak lagi seperti sebelumnya, terutama warga Banjar Bale Punduk Kaler dan Kelod untuk ke Desa Bukit harus berjalan memutar sejauh 3 kilometer melewati pusat desa.
Pembukaan badan jalan tersebut rupanya disambut baik oleh warga. Terbukti dalam proses pembukaan jalan tersebut, tanah warga yang terken justru dibebaskan secara sukarela tanpa konpensasi apapun oleh masing masing pemilik tanah.
Sementara dalam proses pengerjaannya, menggunakan sistem padat karya tunai (PKT). Pengerjaan proyek sepenuhnya menggunakan tenaga kerja lokal yang melibatkan 36 orang pekerja. Dari jumlah tersebut, para pekerja dibagi menjadi 2 kelompok yang beranggotakan 18 orang. Mereka bekerja secara bergiliran dua hari sekali.
Untuk upah pekerja juga berbeda, tergantung keahliannya. Untuk upah tukang pasang batu, per harinya Rp109 ribu satu orang. Sedangkan pekerja lainnya seperti buruh angkut dan pembantu tukang diberikan Rp 77 ribu untuk satu orang. (Stw/Sir)