Denpasar, suarabali.com – Direktorat Pembinaan Masyarakat (Dit Binmas) Polda Bali menggelar penyuluhan Quick Wins Program IV pembentukan dan pengefektifan Satgas Ops Kontra Radikal dan Deradikalisasi (khusus ISIS) di Gedung Rupatama Polda Bali, Rabu (11/4/2018). Acara ini dibuka Direktur Binmas Polda Bali Kombes Pol. I Gusti Putu Ngurah Gunawan.
Kegiatan tersebut mengusung tema: Bersama Melawan Radikalisme-Terorisme-ISIS Demi Menjaga Keutuhan dan Kedaulatan NKRI. Hadir sebagai narasumber: Tim Quick Wins Program IV Korbinmas Baharkam Polri AKBP Fatimah AR, anggota Densus 88 AT Mabes Polri Kompol Mayendra, Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali H. Musta’in, dan Muhammad Nasir Abas.
Penyuluhan tersebut diikuti para Kasat Binmas dan Bhabinkamtibmas Polresta Denpasar, Polres Badung, Polres Gianyar, Polres Tabanan, para kepala desa, pengurus PHDI Provinsi Bali, MUDP Provinsi Bali, FKUB Bali, para tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan Pesikian Pecalang Bali.
Direktur Binmas Polda Bali Kombes Pol. I Gusti Putu Ngurah Gunawan mengatakan penyuluhan tersebut menunjukkan keseriusan Polri dalam menyikapi dan menindaklanjuti kebijakan Presiden Joko Widodo yang dijabarkan dalam 8 program Quick Wins Polri.
Menurut dia, paham radikalisme dan terorisme merupakan salah satu ancaman nyata yang dapat berimplikasi pada dinamika ipoleksusbudkam di suatu negara. Dampaknya mampu menciptakan rasa tidak aman pada masyarakat luas.
Siapa saja, kata Gunawan, dapat terpengaruh paham radikal dan intoleransi. Tidak hanya golongan tertentu, tetapi pengaruh tersebut tidak memandang umur, pekerjaan, dan status sosial.
“Beberapa faktor penyebab paham radikal dapat tumbuh dan berkembang di kalangan generasi muda, seperti kualitas pendidikan yang rendah dan metode pengajaran yang dogmatis, krisis identitas dan pencarian motivasi hidup, keadaan ekonomi yang kurang memadai, keterasingan secara sosial dan budaya, keterbatasan akses politik, solidaritas antar sesama umat yang tinggi, dan yang terakhir adalah dualisme aspirasi masyarakat,” paparnya.
Menurut Guanawan, perkembangan radikalisme dan terorisme memang tidak dapat dihindari. Namun demikian, upaya pencegahan harus dilakukan sehingga untuk menanggulangi hal tersebut, sangatlah tepat dilaksanakan kegiatan bimbingan penyuluhan Quick Wins Program IV Pembentukan dan Pengefektifan Satgas Ops Kontra Radikalisme dan Deradikalisasi (Khusus ISIS). Tujuannya, untuk meningkatkan wawasan dalam menegakkan hukum, khususnya yang berkaitan dengan dampak radikalisme tersebut.
“Melalui Binluh ini diharapkan mampu memperkuat semangat kebangsaan sekaligus mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya generasi muda, untuk meningkatkan kewaspadaan dan membentengi diri dari pengaruh ajakan kelompok radikal ISIS untuk membangun kekuatan bersama dalam mendeteksi dini, menangkal dan mencegah paham radikal terorisme,” ungkapnya.
Gunawan juga meminta para peserta penyuluhan agar mengikuti kegiatan ini dengan baik. Sehingga, para peserta dapat menyampaikan informasi kepada warga di sekitarnya agar tetap waspada dan terhindar dari paham radikal dan terorisme (khusus ISIS) untuk tetap terjaganya NKRI.
Sementara AKBP Fatimah AR dalam paparannya menyampaikan harapan Polri kepada tokoh masyarakat untuk membantu menyosialisasikan tugas-tugas Polri kepada masyarakat. Selain itu, bersama Polri mencegah agar masyarakat tidak menjadi korban atau pelaku terorisme.
Sedangkan H. Musta’in memaparkan upaya Kementerian Agama dalam menghadapi radikalisme. “Apapun dan siapapun yang berniat memecah belah bangsa, mengganggu kerukunan bangsa, melalui paham-paham radikalisme, maka Kementerian Agama menjadi barisan terdepan dalam menghadapinya,” ungkapnya.
Narasumber lainnya, Kompol Mayendra, menyampaikan materi tentang Strategi Pencegahan Penyebaran Paham Radikalisme dan Terorisme yang dilakukan Densus 88 AT Mabes Polri. Di samping itu, kata dia, pihaknya juga meminta kerja sama alim ulama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, orangtua, dan semua lapisan masyarakat. “Sehingga apa yang menjadi tujuan kita bersama dapat tercapai,” katanya.
Sebagai narasumber terakhir, Muhammad Nasir Abas berbagi pengalaman tentang perjalanan hidupnya. Dia berharap, pengalaman-pengalaman tersebut dapat dijadikan sebagai pelajaran dan diambil hikmahnya. “Tentunya untuk kebaikan kita semua dan negara Indonesia yang kita cintai,” ujarnya. (*/Sir)