Bangli, suarabali.com – Demi mengenyam pendidikan, Ni Ketut Sugiantini tak kenal menyerah. Siswi kelas 8 SMP Negeri 2 Desa Peninjoan, Tembuku, Bangli ini rela banting tulang agar tetap dapat menuntut ilmu di sekolah.
Untuk membiayai sekolah dan membantu orangtuanya yang sakit-sakitan, Ni Ketut Sugiantini rela bekerja sebagai tukang suwun saang (angkut kayu bakar), tukang suwun nangka, dan apa saja yang menghasilkan uang.
Meski demikian, putri bungsu dari tujuh bersaudara pasangan I Nyoman Tileh dan Ni Ketut Payu ini sempat beberapa kali bolos sekolah lantaran tidak mempunyai biaya dan bekal.
Selain sebagai buruh tukang suwun saang dan nangka, Ketut Sugiantini juga ngulat tipat (membuat kulit tipat). Hal itu dilakoninya di sela- sela waktu istirahat jam pelajaran, sehingga tidak mengganggu sekolahnya.
Kesulitan Sugiantini membiaya hidupnya membuat Kepala SMP Negeri 2 Tembuku-Banglimembantu dengan memberikan modal untuk membuat canang. Dari modal yang diberikan, Ketut Sugiantini diminta membuat 160 biji canang setiap hari untuk dibeli OSIS SMP.
Dengan semangat bekerja dan sekolah, Ketut Sugiantini juga menyisihkan uang hasil penjualan canang dan anyaman tipatnya untuk biaya pengobatan ayahnya yang sedang sakit.
“Kami termotivasi untuk membantu siswi bersangkutan dengan cara mengintruksikan kepada para staf untuk memberikan modal untuk membuat canang kepada Sugiantini. Canang tersebut dibeli oleh masing masing kelas melalui OSIS untuk persembahyangan di sekolah,” kata Kepala SMP Negeri 2 Tembuku I Made Degdeg.
Jarak dari rumahnya di Br. Pulasari Kangin ke sekolah sejauh 5 killometer tidak menyurutkan semangat Ketut Sugiantini untuk mengenyam pendidikan.
Kesulitan biaya yang dialami Ketut Sugiantini ini akhirnya sampai juga ke telinga Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Lantas, Gubernur pun mengutus tim untuk membantu Ketut Sugiantini.
Melalui tim yang diutus, Gubernur Pastika menyerahkan sejumlah uang tunai kepada Ketut Sugiantini. Gubernur berharap, uang tersebut dapat membantu biaya pendidikan Ketut Sugiantini. Atau digunakan sebagai modal berjualan canang dan kulit ketipat. (Sir)