Wisatawan mancanegara di Bali. (foto:istimewa).
Gianyar, suarabali.co.id – Rencana usulan pemberian bebas visa kunjungan terhadap sejumlah negara, pemerintah kini tengah menyeleksi 20 negara yang akan mendapat fasilitas tersebut dengan mempertimbangkan sejumlah aspek mulai dari segi keamanan hingga kontribusi ekonomi.
“Pemerintah sekarang masih menggodok untuk seleksi lagi, negara mana saja yang pantas diberikan bebas visa kunjungan,” kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Vinsensius Jemadu di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, dikutip dari Antara, Kamis (14/12).
Dijelaskan Jemadu, sejumlah kementerian dan lembaga termasuk Kemenparekraf memberikan sejumlah pertimbangan yang terus dibahas untuk fasilitas bebas visa kunjungan itu.
Adapun pertimbangan itu menyangkut keamanan, kontribusi jumlah wisatawan terbanyak yang datang ke Indonesia hingga wisatawan mancanegara yang banyak mengeluarkan anggaran belanja selama berlibur di tanah air.
Jemadu menjelaskan, ada pun wisatawan asing yang royal di antaranya dari negara-negara di kawasan Asia Timur dan Eropa.
“Saat ini, kami sudah bergeser dari paradigma pariwisata basis kuantitas menjadi kualitas yang artinya bukan soal produk tapi pasar. Kami cari pasar yang belanja tinggi,” imbuhnya.
Selain itu, asas timbal balik atau resiprokal juga menjadi pertimbangan pemerintah dalam memberikan fasilitas kemudahan bepergian antarnegara itu.
Pertimbangan lain yang dibahas yakni kebijakan durasi waktu visa bebas kunjungan yang akan diberikan.
Saat ini, bebas visa kunjungan ke Indonesia diberikan kepada 10 negara di ASEAN dengan rata-rata durasi kunjungan hingga 30 hari.
“Saat ini, masih dibahas apa perlu 30 hari. Kalau wisatawan Asia Pasifik itu rata-rata enam hari lima malam, kemudian dari Eropa itu dua minggu. Kami akan lihat kembali pembahasannya terkait durasinya,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengusulkan 20 negara untuk mendapatkan bebas visa kunjungan ke Indonesia, sehingga meningkatkan jumlah kunjungan dan memberikan efek pengganda perekonomian. (*)