Lombok, suarabali.com – Presiden Joko Widodo kembali mengunjungi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu, (2/9/2018). Kunjungan ini untuk meninjau langsung proses penanganan pascagempa di Lombok yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Kepala Negara bertolak menuju Lombok melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta sekira pukul 12.20 WIB dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.
Setibanya di Bandar Udara Internasional Lombok, Kabupaten Lombok Tengah, pada pukul 15.00 WITA, Presiden berganti pesawat dengan Helikopter Super Puma TNI AU menuju Kabupaten Lombok Utara.
Di sana, Presiden Jokowi mengunjungi para pengungsi dan melakukan peninjauan posko pengungsi serta pembangunan Puskesmas darurat yang ada di Kecamatan Pemenang.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menyerahkan langsung bantuan berupa buku tabungan yang berisi dana dari pemerintah untuk para korban gempa. Penyerahan bantuan digelar di Kelurahan Pemenang Baru, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Dana tersebut untuk merenovasi tempat tinggal mereka yang hancur dan rusak akibat bencana gempa.
“Sore hari ini kita telah memulai, karena memang kemarin semuanya dalam keadaan darurat, karena cobaan yang diberikan Allah pada kita. Semuanya dalam keadaan darurat. Yang di pusat juga kaget, yang di sini apalagi lebih kaget lagi,” kata Presiden.
Saat ini, Presiden mengatakan, persiapan-persiapan menuju proses pembangunan rumah, rekonstruksi untuk fasilitas seperti sekolah, puskemsas, dan rumah sakit, sudah dimulai. Pada kesempatan kali ini, Presiden memberikan bantuan untuk 5.293 rumah dalam bentuk tabungan.
Adapun nilai tabungannya yaitu, Rp50 juta untuk rumah rusak berat, Rp 25 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp10 juta untuk rumah rusak ringan. Terkait hal ini, Presiden menitipkan agar uang itu betul-betuk dipakai untuk pembangunan rumah.
“Kalau nanti bangunnya ini sudah selesai betul dan ternyata tidak sampai Rp 50 juta untuk bangunnya, tidak sampai Rp 25 juta yang rusak sedang, ya alhamdulilah. Silakan untuk kepentingan yang lain, tapi prioritas yang pertama adalah untuk rumah,” jelas Presiden seperti dilansir dari siaran pers Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Dalam membangun kembali rumahnya, Presiden ingin agar rumah yang dibangun adalah rumah yang tahan gempa. Oleh sebab itu, nanti pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dibantu TNI-Polri, akan memberikan pendampingan kepada masyarakat saat membangun rumahnya.
“Kita tahu di sini pernah juga gempa besar, yaitu tahun 1979 pernah mengalami hal seperti ini. Artinya apa? Rumah-rumah yang dibangun nantinya harus rumah tahan gempa, sehingga kalau ada gempa lagi, rumahnya tetap tidak ada masalah,” lanjutnya.
Meski demikian, Presiden juga menginginkan agar masyarakat tetap bergotong royong dan memanfaatkan bahan-bahan bangunan yang masih bisa dipakai. Sehingga harapannya, dana bantuan yang diberikan pemerintah akan betul-betul cukup untuk membangun rumah kembali.
“Kita ingin agar rumah-rumah yang ada ini dibangun secepat-cepatnya. Oleh sebab itu, semuanya harus bekerja keras, gotong royong, karena kita ini sebentar lagi akan masuk musim penghujan. Paling tidak ada konstruksi jadi atapnya sudah bisa dibangun, sehingga bisa dipakai untuk berteduh kembali apabila musim hujan sudah datang,” imbuh Kepala Negara.
Turut mendampingi Presiden dalam penyerahan bantuan ini, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sosial Agus Gumiwang, Kepala BNPB Willem Rampangilei, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Gubernur NTB Zainul Majdi. (*)