Denpasar, suarabali.com – Kota Denpasar bersiap menjadi tuan rumah pelaksanaan Pekan Daerah (Peda) Petani-Nelayan Provinsi Bali ke-26 tahun 2018. Kegiatan yang diadakan pada 7-12 September 2018 ini akan menghadirkan sedikitnya 380 petani dan nelayan di seluruh Bali.
I Made Saryawan, ketua pelaksana yang juga Kabag Perekonomian dan SDA Kota Denpasar, mengatakan pihaknya terus memaksimalkan berbagai persiapan guna menyambut Peda Petani-Nelayan tahun ini.
“Hal ini untuk memastikan maksimalnya pelaksanaan event besar tahunan petani dan nelayan ini,” katanya, Rabu (29/8/2018).
Keberadaan petani dan nelayan merupakan salah satu faktor penting guna mendukung maksimalnya sektor perekonomian agraris dan maritim sebagai penunjang perekonomian daerah. Keberadaan petani dan nelayan harus mendapat dukungan, sehingga kesejahteraan mereka dapat terwujud dan berdikari.
Dalam gelaran tahun ini, kata Made Saryawan, terdapat enam kegiatan yang bertujuan memberikan edukasi dan pemahaman bagi para petani dan nelayan sebagai faktor pendukung ekonomi agraris dan maritim. Adapun kegiatan tersebut, yakni penyuluhan pertanian, stan pameran, unjuk tangkas, asah terampil, temu karya, dan beragam kegiatan olahraga.
“Dengan kemasan beragam kegiatan ini diharapkan para petani di Bali memahami tentang kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pertanian, perikanan, dan kehutanan serta dapat menjadi wahana diskusi guna memecahkan permasalahan petani dan nelayan di masa mendatang,” ungkapnya.
Selain itu, terdapat 10 stan kuliner dan 5 stan khusus untuk menampilkan hasil kerajinan dan produksi atau panen petani dan nelayan di seluruh Bali. Sehingga, kedepanya petani dan nelayan Bali lebih bergairah dalam memaksimalkan profesinya. Tentunya, dengan tetap mempertahankan kearifan lokal melalui sistem subak dan bendega. “Namun tetap mengikuti perkembangan peradaban dalam upaya memaksimalkan hasil panen dan tangkap,” ujarnya.
Dengan pelaksanaan Peda Petani-Nelayan ini, Made Saryawan berharap seluruh petani dan nelayan memanfaatkanya sebagai ajang tukar pikiran antar pemangku kepentingan dalam menciptakan inovasi dan solusi atas tantangan petani dan nelayan Bali, khususnya Kota Denpasar kedepanya. (*)