DENPASAR, suarabali.co.id Otoritas Australia mengimbau warganya untuk mempertimbangkan ulang rencana liburan ke Bali menyusul meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah tersebut. Beberapa wisatawan Australia dilaporkan terjangkit DBD setelah kembali dari Pulau Dewata, yang memicu lonjakan kasus di sejumlah negara bagian Australia.
Menurut Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali, terdapat 14.881 kasus DBD dan 16 kematian akibat penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti sepanjang Januari hingga November 2024. Kepala Dinkes Bali, I Gede Anom, telah meminta pemerintah kabupaten/kota untuk memperkuat upaya pencegahan, terutama saat Bali memasuki musim hujan.
“Upaya pencegahan dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus, yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang benda-benda yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk,” jelas Anom pada Selasa (10/12/2024).
Selain itu, ia juga mendorong optimalisasi Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) dan pelibatan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap rumah.
Ia juga menegaskan pentingnya penyuluhan berkelanjutan terkait pencegahan dan pengenalan tanda-tanda bahaya DBD. Fasilitas kesehatan diminta melaporkan setiap kasus DBD dalam waktu 24 jam agar investigasi epidemiologi segera dilakukan. “Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam menekan penyebaran DBD,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun, merespons peringatan otoritas Australia dengan menegaskan bahwa Bali tetap aman untuk wisatawan. Pemayun menyebut banyak warga Australia menganggap Bali sebagai rumah kedua mereka, sehingga tidak khawatir peringatan tersebut akan memengaruhi kunjungan turis.
“Wisatawan Australia sudah mengenal Bali sebagai destinasi yang kondusif, dengan fasilitas kesehatan lengkap dan berstandar internasional,” ujar Pemayun, Rabu (11/12/2024).
Sementara itu, laman news.com.au melaporkan bahwa sebagian besar wilayah Australia tidak memiliki nyamuk penyebar dengue. Namun, kasus DBD di negara tersebut meningkat akibat warga yang kembali dari luar negeri, termasuk Bali. Bulan lalu, Queensland mencatat 29 kasus, sedangkan Australia Selatan dan Victoria juga melaporkan lonjakan kasus terkait perjalanan ke Indonesia.