Denpasar, suarabali.com – Pemkot Denpasar menerjunkan Tim Respon Cepat yang melibatkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk menanggulangi dampak banjir akibat hujan deras yang mengguyur Kota Denpasar sejak Senin (22/1/2018).
OPD terkait yang dilibatkan, di antaranya, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Denpasar hingga aparat kelurahan dan desa. Bahkan, Tim Denpasar Mantap Kesehatan Masyarakat (DAMAKESMAS) juga turut melakukan evakuasi warga di beberapa titik.
Tiga warga, termasuk bayi berusia dua bulan, dievakuai petugas gabungan di kawasan Perumahan Padang Indah, Desa Padangsambian. Petugas juga melaklukan penanganan dini di Puskesmas II, Denpasar Barat. Selain itu, genangan air juga terjadi di SMPN 6 Denpasar, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan.
Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra menginstruksikan Sekda Kota Denpasar A.A.N Rai Iswara untuk meninjau langsung situasi banjir di SMPN 6 Denpasar dan beberapa sekolah lainnya.
“Kami telah memerintahkan OPD terkait untuk segera melakukan tindak cepat dalam menangani genangan meski telah berangsur surut. Sehingga, seluruh aktivitas masyarakat dapat kembali normal seperti semula,’’ ujar Rai Iswara.
Proses belajar mengajar di SMPN 6 Denpasar dan beberapa sekolah lainnya sempat dihentikan demi keselamatan dan kenyaman para siswa.
Sekda Rai Iswara menyarankan agar waktu belajar siswa yang terpaksa diliburkan akibat banjir diganti pada hari lainnya. “Nantinya siswa yang libur tidak serta merta waktu belajarnya hilang, melainkan akan dicarikan waktu khusus untuk mengganti waktu yang hilang hari ini (kemarin),” jelasnya.
Saran tersebut disikapi Kadis Dikpora Denpasar Wayan Gunawan dengan memeberikan intruksi kepada seluruh kepala sekolah di Kota Denpasar untuk memenuhi jam belajar siswa sesuai dengan kalender pendidikan yang berlaku.
“Jadi, nantinya kalau ada siswa yang terpaksa diliburkan, hendaknya kepala sekolah mencarikan jam pengganti belajar siswa,’’ ujarnya.
Lurah Sesetan Ni Ketut Sri Karyawati, didampingi Kepala SMPN 6 Denpasar Gusti Ayu Tirtawati, mengatakan genangan air di lingkungan sekolah baru terjadi saat ini setelah 10 tahun lalu.
Namun, genangan kali ini tidak begitu lama dan sudah berangsur-angsur surut. Hal ini, menurut Sri Karyawati, disebabkan curah hujan yang tinggi disertai air laut yang pasang. Sehingga, air tidak bisa mengalir ke hilir.
Selain itu, petugas Dinas Kesehatan Denpasar juga diturunkan untuk memantau jentik nyamuk pasca terjadi genangan di beberapa tempat. Tujuannya, untuk mengantisipasi dampak buruk akibat banjir terhadap kesehatan masyarakat. (Dsd/Sir)