Jakarta, Suarabali.co.id – Mayjen TNI (Purn) Dr. dr. Tugas Ratmono Sp.S, MARS, MH mendapat amanah sebagai Ketua Umum Pengurus Yayasan Stroke Insonesia (Yastroki) menggantikan Prof. Dr. dr. Teguh Ranakusuma yang mengundurkan diri dengan alasan kesibukan yang padat.
Pengukuhan pengurus baru Yastroki itu diadakan di CGV Cinemas FX Sudirman Jakarta, Sabtu (27/5/2023).
Pengukuhan Dr. dr. Tugas Ratmono sebagai ketua umum Yastroki sekaligus pengukuhan Prof. Dr. dr. Teguh Ranakusuma sebagai anggota Dewan Pembina Yastroki oleh Ketua Dewan Pembina Yastroki Prof. Dr. Haryono Suyono.
Dalam kegiatan itu juga dipaparkan berbagai program baru mengenai peningkatan kesadaran tentang bahaya stroke.
Saat menyampaikan sambutan, Dr. dr. Tugas Ratmono berkomitmen meneruskan perjuangan yang sudah dilakukan para ketua umum sebelumnya, mulai dari Mayjen Sukardi, Laksamana Sudomo, Prof. Haryono, dan Prof. Teguh.
Tugas mengatakan kepercayaan yang diberikan untuk memimpin Yastroki merupakan suatu kehormatan baginya. “Inilah sebuah proses yang secara tanggung jawab harus dilakukan,” katanya.
Untuk itu, Tugas berharap Yastroki tetap berada di tengah masyarakat untuk membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah kesehatan di tengan masyarakat, khusunya stroke.
“Eksistensi Yastroki juga harus jadi bagian dari slolusi dengan stakeholder yang lain,” ungkapnya.
Untuk menjalankan roda organisasi Yastroki kedepan, Tugas menawarkan konsep yang terbilang baru dalam penanganan masalah stroke di tengah masyarakat. Program yang dimaksud adalah membangun ekosistem penanganan stroke berbasis komunitas kawasan mikro.
“Contohnya, mirip-mirip pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) saat penanganan pandemi Covid-19,” kata mantan Kepala Pusat Kesehatan Tentara Nasional Indonesia dan Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran ini.
Menurut dia, ketua umum Yatstroki sebelumnya Prof. Teguh telah menyampaikan perlu adanya gerakan perang semesta melawan stroke. “Kita harus bangun dari kawasan mikro agar betul-betul bisa semesta memerangi stroke,” katanya.
Tugas membeberkan, pemerintah sudah menyusun kebijakan dalam transformasi digital di bidang kesehatan. Menurut dia, ada enam pilar dalam kebijakan itu, yakni pelayanan primer, pelayanan lanjutan, ketahan kesehatan nasional, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi pembangunan SDM kesehatan, dan transformasi teknologi Kesehatan. (Sir)