Denpasar, suarabali.com – Eskalasi politik di Bali makin panas. Koalisi Rakyat Bali (KRB) saat ini ketar-ketir. Pasalnya, Ketua DPD Partai Golkar Bali Ketut Sudikerta belum bersedia dicalonkan sebagai Wakil Gubernur Bali pada Pilgub 2018.
Rencananya, KRB yang diusung Partai Golkar, Partai Gerinda, Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan PKS akan mendaftarkan calonnya ke KPU Bali pada 8 Januari 2018.
Namun, hingga saat ini I Ketut Sudikerta disiapkan menjadi calon Wakil Gubernur Bali mendampingi IB Rai Dharmawijaya Mantra sebagai calon Gubernur Bali. Namun, I Ketut Sudikerta masih bersikeras ingin ditunjuk sebagai calon gubernur.
“Yang saat ini saya perjuangkan adalah menjadi nomor satu di Bali dengan rekomnendasi yang pertama. Oleh karena itu, teman-teman bersabar, apa hasilnya saya tidak tahu. Saya tetap berjuang dan berusaha untuk menjadi calon Gubernur Bali,” katanya di Denpasar, Kamis (4/1/2017).
Sudikerta menyatakan rekomendasi dirinya untuk menjadi calon Gubernur Bali tersebut belum dicabut. “Belum dicabut kok. Makanya, saya ngotot sesuai dengan munaslub bahwa saya direkomendasikan menjadi nomor satu, meski sudah ada pergantian ketua DPP juga,” paparnya.
Sudikerta mengaku belum menerima Surat Keputusan DPP Partai Golkar terkait penugasannya sebagai Cawagub.
Wakil Guberbur Bali ini mengaku akan tunduk dan taat terhadap amanah rekomendasi awal DPP Partai Golkar yang menugaskan dirinya sebagai Cagub.
Dia mengaku sempat bertemu dengan Sekjen Partai Golkar Idrus Marham dan membicarakan hal tersebut.
Namun, Sudikerta mengaku hingga saat ini belum menerima surat penunjukan dirinya sebagai Cawagub Bali yang secara tidak langsung mencabut rekomendasi sebelumnya.
“Benar saya bertemu Pak Sekjen. Saat itu saya lepas penat di Pantai Sanur. Kata beliau, saya ditugaskan sebagai calon wakil gubernur. Ketika itu saya tidak mejawab. Sampai saat ini saya belum memberikan jawaban,” ungkapnya.
Menurut Sudikerta, DPP Partai Golkar memiliki penilaian terhadap dirinya, sehingga membuat keputusan baru, yakni menjadi Cawagub mendampingi Cagub Rai Mantra.
“Sebagai kader partai, saya loyal untuk membesarkan partai. Saya pasti patuh dan taat pada partai. Apalagi, tidak pernah saya menolak penugasan partai. Tetapi dalam konteks ini, saya minta waktu untuk memberikan jawaban. Karena saya tidak sendiri, saya punya keluarga. Juga ada tim saya yang selama ini sudah bergerak,” ujarnya.
“Yang tidak kalah penting, komitmen dalam Munaslub Partai Golkar saat itu adalah tidak mencabut rekomendasi yang sudah ada. Karena itu, saat ini saya tetap berjuang sesuai rekomendasi awal, yakni sebagai calon gubernur,” pungkasnya. (Dsd/Sir)