• Home
  • Indeks Berita
  • Ketentuan
  • Ketua PWI Pusat Ingatkan Media Massa Pentingnya Jaga Kebhinekaan   Jelang Pilkada 2024
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Terms of Service
Sabtu, 21 Juni 2025
  • Login
Suara Bali
Advertisement
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up
No Result
View All Result
Suara Bali
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Sarana Terbatas, Nelayan Wanasari Kesulitan Tingkatkan Produksi Kepiting

by
Januari 18, 2018
in Ekonomi, Nasional
0
Sarana Terbatas, Nelayan Wanasari Kesulitan Tingkatkan Produksi Kepiting

Agus Diana di kolam pembibitan kepiting di Wanasari, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali. (Foto: Mkf)

0
SHARES
Bagi ke FacebookBagi ke TwitterBagi ke WhatsApp

Badung, suarabali.com – Minimnya sarana dan pengetahuan tentang pembibitan kepiting membuat kelompok nelayan di Wanasari, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, selalu mengalami kekurangan produksi. Padahal, budidaya kepiting di daerah ini sudah dikembangkan sejak 2010.

Wanasari yang terletak di pinggir Jalan Tol Bali Mandara merupakan kawasan ekowisata mangrove. Selain itu, Wanasari juga dikenal sebagai Kampung Kepiting, karena banyak wisatawan yang mampir ke tempat ini untuk menikmati kuliner kepiting khas Wanasari.

Related posts

Presiden Prabowo Instruksikan Menteri Terkait Jaga Stabilitas Harga Bahan Pangan Jelang Ramadhan

Presiden Prabowo Instruksikan Menteri Terkait Jaga Stabilitas Harga Bahan Pangan Jelang Ramadhan

Februari 28, 2025
Hukuman Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Diperberat Jadi 13 Tahun dalam Kasus Korupsi Gas LPG

Hukuman Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Diperberat Jadi 13 Tahun dalam Kasus Korupsi Gas LPG

Februari 28, 2025

Ironisnya, tingginya permintaan kepiting sebagai bahan makanan khas ini tak mampu dijawab nelayan Wanasari dengan meningkatkan produksi. Sebab, kelompok nelayan Wanasari masih dihadapkan pada minimnya pengetahuan mereka tentang pebibitan kepiting yang baik. Sehingga, produksi kepiting di kawasan ini tak kunjung meningkat.

Sekretaris Kelompok Nelayan Wanasari, Agus Diana, mengatakan sarana dan prasana yang dimiliki nelayan juga masih sangat terbatas. Hal ini juga menjadi penghambat bagi nelayan untuk meningkatkan produksi kepiting.

“Karena kami masih belajar, tingkat keberhasilan pembibitan kepiting masih rendah. Mulai dari mengawinkan kepiting hingga memelihara larvanya. Tinggkat keberhasilannya hanya 5 sampai 10 persen,” kata Agus Diana, Rabu (17/1/2018).

Rendahnya tingkat keberhasilan pembibitan kepiting itu, menurut Agus, terjadi akibat minimnya pengetahuan kelompok nelayan terhadap pembibitan kepiting.

“Kami belajar pembibitan kepiting secara otodidak. Kami tidak mendapat pembelajaran dan pembinaan dari instansi pemerintah,” kata Agus Diana.

Lantaran tingkat keberhasilan pembibitan kepiting rendah, maka pelepasan bibit untuk dibudidayakan di hutan mangrove juga rendah.

Setelah segala proses pembibitan kepiting di keramba atau bak kolam telah selesai, kepiting yang beratnya 150 gram atau berumur 4 bulan akan dilepas ke hutan mangrove.

“Kita lepas yang jenis betina saja. Harapannya, kepiting betina nantinya bisa ber-reproduksi di alamnya. Untuk kepiting jantan, dibesarkan di keramba untuk kemudian dijual sebagai kuliner,” jelasnya.

Sepanjang tahun 2017, menerut Agus, tidak sampai 200 ekor kepiting betina yang dilepas ke hutan mangrove. Sebab, Agus menghadapi kendala fasilitas yang tidak bisa menampung pembibitan telur-telur kepiting.

“Kami cuma punya dua bak kolam pembibitan. Satu bak untuk indukan, satu bak lagi untuk larva kepiting dan bayi kepiting. Padahal, satu ekor kepiting bisa menghasilkan tiga juta telur. Karena tidak bisa menampungnya, kami hanya mengambil 300 atau 500 telor untuk pembibitan,” ungkapnya.

Untuk meningkatkan produksi kepiting, Agus berharap pemerintah daerah dapat membantu pengadaan sarana dan prasarana pembibitan kepiting. Selain itu, Agus juga meminta pemerintah mendatangkan tenaga ahli agar kelompok nelayan dapat mengetahui pembibitan kepiting yang baik.

Selama ini, kata dia, kelompok nelayan hanya mendapat pengetahuan pembibitan kepiting dari para mahasiswa yang melakukan PKL di Wanasari.

“Kami berharap pemerintah dapat membantu kami. Sebab, nilai ekonomi kepiting sangat tinggi. Apalagi, di sini wilayah Taura yang cukup baik untuk membudidayakan kepiting,” pungkasnya. (Mkf/Sir)

Previous Post

Presiden Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Dubes Negara Sahabat

Next Post

Dua Paslon Pilgub Bali Belum Lolos Verifikasi Administrasi

Next Post
Dua Paslon Pilgub Bali Belum Lolos Verifikasi Administrasi

Dua Paslon Pilgub Bali Belum Lolos Verifikasi Administrasi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

3 bulan ago
ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

3 bulan ago
Penyeludupan Enam Ekor Penyu Hijau Berhasil Digagalkan

Penyeludupan Enam Ekor Penyu Hijau Berhasil Digagalkan

3 bulan ago
IC Consultant Bali Gelar Edukasi Pajak untuk Pengusaha

IC Consultant Bali Gelar Edukasi Pajak untuk Pengusaha

3 bulan ago
Suara Bali

© 2023 PT Suara Bali Media - All Right Reserved

  • Redaksi
  • Ketentuan
  • Kode Etik

No Result
View All Result
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up

© 2023 PT Suara Bali Media - All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In