Karangasem, Suarabali.com – Berdasarkan data dari Posko Pendapingan Nasional di Kabupeten Karangasem, diperkirakan jumlah sapi yang berada di radius berbahaya Gunung Agung sekitar 30 ribu ekor. Sekitar 10 ribu ekor sapi telah dievakuasi oleh masyarakat secara mandiri, dan ada juga yang dijual. Ditargetkan sebanyak 20 ribu ekor sapi akan dievakuasi dari wilayah terdampak.
Hingga Kamis (27/9/2017), Satgas Peternakan dan Kesehatan Hewan mengevakuasi 1.384 ekor sapi sudah dievakuasi di 30 titik yang tersebar di lima kabupaten. Satgas ini terdiri dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, dan Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem. Sebanyak 18.616 ekor sapi dalam proses evakuasi oleh satgas.
“Bantuan untuk penanganan evakuasi sapi ini telah disalurkan berupa lima ton pakan konsentrat, 10.000 dosis obat-obatan, 1 mobil truk untuk evakuasi ternak, pembangunan kandang, atap dan kelengkapannya, dan kelengkapan untuk identifikasi ternak. Satgas juga memfasilitasi bantuan dari berbagai pihak. Bantuan yang telah diterima dan disalurkan berupa pakan konsentrat 55 ton, kendaraan untuk evakuasi ternak: 9 unit truk,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Menurut Sutopo, kendala proses evakuasi ternak adalah terbatasnya kendaraan yang ada. Saat ini baru tersedia 20 truk. Persediaan pakan ternak juga terbatas. Kebutuhan konsentrat sapi untuk satu bulan sebanyak 1.200 ton.
“Saat ini sudah tersedia 60 ton. Begitu juga kebutuhan pakan hijaun selama satu bulan diperlukan 15.000 ton. Saat ini masih disediakan secara mandiri oleh para peternak. Selain itu juga terbatasnya jumlah personil, pengawasan dan perawatan ternak,” imbuhnya
Saat ini satgas terus melakukan evakuasi sapi. Masyarakat dapat menghubungi hotline nomor 081238632084 untuk layanan informasi penanganan evakuasi ternak dan kesehatan hewan yang bisa diakses 24 jam.(mkf)