Amerika, suarabali.com – Remaja kota New York, Kenneth Shinozuka telah menemukan sebuah sensor baru yang yang disebut ‘SafeWanderer’ yang dapat membantu pasien Alzheimer tetap aman.
Terinspirasi oleh nasib kakeknya sendiri terkena penyakit ini, anak berusia 15 tahun itu menciptakan alat yang dapat mengawasi pasien jika mereka mulai keluyuran jalan-jalan keluar rumah. Sensor bekerja dengan bereaksi terhadap tekanan kaki, dan dapat memberi tahu perawatnya melalui aplikasi ponsel saat pasien dalam perjalanan keluar rumah.
Pengalaman pribadi Shinozuka dengan penyakit Alzheimer dimulai saat kakeknya dibawa pulang dengan piyama oleh polisi setelah berkeliaran di jalan bebas hambatan di malam hari. Trauma dengan kejadian itulah yang mengilhami remaja tersebut untuk menciptakan alat ini.
SafeWanderer adalah sensor kecil yang bisa dipakai dengan kaus kaki atau sepatu. Saat pemakainya mulai berjalan, sensor bereaksi, dan mengirim pesan ke aplikasi smartphone terkait, yang dapat diunduh oleh satu atau lebih pengasuh, yang kemudian dapat mengawasi pasien atau orang yang mereka cintai dari jarak jauh secara nirkabel.
Untuk memastikan efisiensi dan kegunaannya, Shinozuka menguji penemuannya pada kakeknya sendiri selama enam bulan. Selama masa ini, aplikasi tersebut menghasilkan 437 kali signal setiap kali kakeknya berjalan keluar rumah.
Remaja genius ini sekarang sedang dalam proses memproduksi ratusan perangkat sejenis untuk disumbangkan ke panti jompo setempat. (Hsg)