• Home
  • Indeks Berita
  • Ketentuan
  • Ketua PWI Pusat Ingatkan Media Massa Pentingnya Jaga Kebhinekaan   Jelang Pilkada 2024
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Terms of Service
Minggu, 15 Juni 2025
  • Login
Suara Bali
Advertisement
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up
No Result
View All Result
Suara Bali
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Presiden: Indonesia Harus Jadi Penggerak Ekonomi Syariah

by
Februari 6, 2018
in Ekonomi, Nasional
0
Presiden: Indonesia Harus Jadi Penggerak Ekonomi Syariah

Presiden Joko Widodo berbicang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua MUI KH Ma’ruf Amin di sela-sela Rapat Pleno Komite Nasional Keuangan Syariah di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/2/2018). (Ist)

0
SHARES
Bagi ke FacebookBagi ke TwitterBagi ke WhatsApp

Jakarta, suarabali.com – Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia harus menjadi penggerak utama perekonomian syariah, karena potensi pasarnya  yang sangat besar.

“Saya ingin menekankan bahwa dalam pengembangan ekonomi syariah, jangan sampai kita hanya menjadi target pasar dan produk industri negara-negara lain hanya sekadar menjadi konsumen,” ujar Presiden saat menggelar Rapat Pleno Komite Nasional Keuangan Syariah bersama sejumlah Menteri Kabinet Kerja di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/2/2018).

Related posts

Presiden Prabowo Instruksikan Menteri Terkait Jaga Stabilitas Harga Bahan Pangan Jelang Ramadhan

Presiden Prabowo Instruksikan Menteri Terkait Jaga Stabilitas Harga Bahan Pangan Jelang Ramadhan

Februari 28, 2025
Hukuman Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Diperberat Jadi 13 Tahun dalam Kasus Korupsi Gas LPG

Hukuman Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Diperberat Jadi 13 Tahun dalam Kasus Korupsi Gas LPG

Februari 28, 2025

Salah satu potensi yang dimiliki Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia adalah aset perbankan syariah yang terus meningkat. Pada tahun 2017, aset perbankan syariah Indonesia tercatat sebesar Rp 435 triliun atau sekitar 5,8 % dari total aset perbankan Indonesia.

“Untuk itu, kita sangat serius untuk menggarap potensi ini. Dan, saya melihat angka-angkanya juga menunjukkan peningkatan,” ungkapnya.

Begitu pula dengan pasar modal syariah yang angkanya terus membaik. Bahkan, pangsa pasar sukuk Indonesia berhasil mencapai 19 % dari seluruh sukuk yang diterbitkan berbagai negara. Tak hanya itu, total aset industri keuangan non-bank syariah juga naik dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.

“Kita juga memiliki potensi yang besar untuk pengumpulan dana sosial keagamaan, seperti dana haji, dana zakat, dana wakaf, serta dana infaq, dan sedekah,” ucap Presiden seperti dirilis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

Lebih lanjut, Presiden juga menyebutkan potensi lain yang harus segera digarap dalam rangka pengembangan ekonomi syariah. Mulai dari bidang industri fashion, busana muslim, makanan halal, farmasi, hingga sektor pariwisata.

Dalam industri makanan, misalnya, Indonesia memiliki tingkat konsumsi makanan halal terbesar di dunia. Indonesia juga masuk lima besar negara dengan konsumsi produk obat-obatan, kosmetik halal, serta busana muslim terbesar di dunia. Sedangkan dalam ekonomi pariwisata, Indonesia menduduki peringkat keempat dengan jumlah kunjungan turis terbanyak dari anggota OKI.

“Potensi sektor pariwisata ini masih sangat menjanjikan. Pengeluaran wisata muslim global 2016 mencapai USD169 miliar atau 11,8 % dari pengeluaran konsumsi wisata global,” ujar Presiden.

Meski demikian, Presiden mengimbau agar pengembangan industri keuangan syariah dapat memberikan manfaat nyata, termasuk mendukung upaya penanggulangan kemiskinan guna menekan angka ketimpangan di Tanah Air.

“Data yang saya terima masih menunjukkan bahwa penggunaan pembiayaan syariah adalah 41,8% sebagian besar masih digunakan untuk konsumsi. Sedangkan pembiayaan untuk modal kerja dan investasi masing-masing baru mencapai 34,3% dan 23,2 %,” tutur Presiden.

Presiden juga meminta pada tahun 2018 ini LKM syariah, bank wakaf mikro, terutama yang berlokasi di berbagai pesantren lebih diperbanyak jumlahnya dan diperluas sehingga mencakup seluruh wilayah Indonesia.

Di bagian akhir pengantarnya, Presiden meminta agar reformasi dan pembenahan pengelolaan zakat serta wakaf terus dilakukan agar dapat mendukung program pengentasan kemiskinan guna menekan angka ketimpangan. (Sir)

Previous Post

Legislator Minta Rumah Sakit Utamakan Pelayanan kepada Pasien

Next Post

Wagub Sudikerta Hadiri Upacara Nangluk Merana di Pura Pesamuan Agung

Next Post
Wagub Sudikerta Hadiri Upacara Nangluk Merana di Pura Pesamuan Agung

Wagub Sudikerta Hadiri Upacara Nangluk Merana di Pura Pesamuan Agung

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

3 bulan ago
ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

3 bulan ago
Penyeludupan Enam Ekor Penyu Hijau Berhasil Digagalkan

Penyeludupan Enam Ekor Penyu Hijau Berhasil Digagalkan

3 bulan ago
IC Consultant Bali Gelar Edukasi Pajak untuk Pengusaha

IC Consultant Bali Gelar Edukasi Pajak untuk Pengusaha

3 bulan ago
Suara Bali

© 2023 PT Suara Bali Media - All Right Reserved

  • Redaksi
  • Ketentuan
  • Kode Etik

No Result
View All Result
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up

© 2023 PT Suara Bali Media - All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In