Denpasar, suarabali.co.id — Pemprov Bali melakukan PJ Gubernur Bali, Mahendra Jaya merasa was-was dengan pembangunan Bali Urban Subway.
Pasalnya, proyek pembangunan transportasi umum ini merupakan proyek terbesar yang tak menggunakan APBD dan APBN.
Pemprov Bali melakukan upacara Ngeruwak sebagai tanda awal dimulainya proyek pembangunan Bali Urban Subway pada, Rabu 4 September 2024 di Sentral Parkir Kuta, Badung.
proyek pembangunan transportasi umum ini merupakan proyek terbesar di Bali yang tidaj menggunakan dana APBD dan APBN.
PJ Gubernur Bali, Mahendra Jaya mengaku merasa agak risau
“Sekarang saya masih deg-degan semoga lancar semua ground breaking masih ditentukan waktunya kata Pj Gubernur Bali Mahendra Jaya.
Menurutnya, Sosialisasi sudah dilakukan. Upacara ini dilakukan karena Bali memang punya kekhususan kearifan lokal harus bersembahyang dulu kan,” jelas, Mahendra.
Lebih lanjutnya, PJ Gubernur mengatakan proyek Bali Urban Subway ini merupakan proyek besar pertamakali di Indonesia yang tanpa menggunakan dana APBD/APBN.
“Investasi murni bagaimana kita ga deg-degan. Ini harus kita kawal bersama agar berjalan sesuai,” tandasnya.
Ketika disinggung apakah ketakutannya karena sempat diperingati Presiden RI beberapa waktu lalu terkait anggaran pembangunan subway, PJ mengatakan bukan karena hal tersebut.
“Engga, kalau itu kan menggunakan APBN APBD ini kan tidak menggunakan APBN APBD, tidak ada sepeserpun. Bahkan kita akan dapat dari sini dari share, jadi bawah tanah ketika dimanfaatkan tidak punya nilai begitu dimanfaatkan ada nilai pemda dapat share atas pendapatan itu. Jadi kita tidak perlu keluar uang malah dapat duit,” bebernya.
Jalur yang akan dilintasi Bali Urban Subway ini mulai dari Bandara, Central Parkir, Seminyak dan Cemagi. Dan berdasarkan hasil survey, 85 persen akan menyasar wisatawan bisnis. Untuk masyarakat lokal yang akan menggunakan Bali Urban Subway ini akan mendapatkan subsidi bahkan diharapkan gratis. “Dari 85 persen mensubsidi Bali, Berdasarkan KTP Bali jadi bersyukurlah KTP Bali bisa menikmati ini,” terangnya.
Mahendra Jaya menerangkan, ketakutannya apakah proyek ini bisa berjalan sesuai tahapannya. Setelah diagendakan penunjukan pada bulan Agustus 2024 lalu dilanjutkan upacara Ngeruwak pada September diharapkan pada April 2025 nanti sebanyak 8 tanel yang sudah dipesan akan datang. “Satu tanel harganya Rp 1 triliun lebih, kalau itu sudah datang agak tenang,” jelasnya.
Sementara terkait pergantian kepala daerah apakah akan mempengaruhi proyek Bali Urban Subway ini, Kata Mahendra tidak mempermasalahkan hal tersebut, sebab calon Kepala Daerah kata dia sangat mensupport dengan hadir di proyek ini. Ketika disinggung apakah sengaja mengundang calon Kepala Daerah, Mahendra membenarkan hal tersebut. (*)