Karangasem, suarabali.com – Di tengah situasi bencana erupsi Gunung Agung, masih saja ada orang yang memanfaatkan situasi genting tersebut untuk mengeruk keuntungan. Misalnya, ulah para tengkulak yang ‘menekan’ para peternak agar menjual sapi mereka dengan harga murah. Situasi tertekan inilah yang dirasakan Wardana I Wayan, peternak sapi di Desa Pempatan, Karangasem.
“Harga sapi yang biasanya Rp 10 juta sampai Rp 15 juta per ekor. Sekarang, pembeli hanya mau membeli sapi kami seharga Rp 3 juta per ekor,” kata Wardana I Wayan kepada suarabali.com, Rabu (29/11/2017).
Harga sapi Rp 3 juta per ekor memang tidak masuk akal. Meski demikian, banyak warga yang terpaksa menjual sapinya kepada tengkulak dengan harga tidak wajar. “Sapi kami ditawar dengan harga yang tidak masuk akal. Kami benar-benar dirugikan,” keluh Wardana I Wayan.
Itu sebabnya, Wardana I Wayan bersama peternak sapi lainnya memohon kepada Gubernur Bali I Made Mangku Pastika dan dinas terkait lainnya untuk mecarikan solusi atas persoalan yang dihadapi peternak sapi di Karangasem, khususnya di Desa Pempatan.
“Kami mohon pemerintah daerah mencarikan pembeli atau membeli sapi-sapi milik kami dengan harga normal,” tutur Wardana I Wayan.
Kabupaten Karangasem merupakan ujung tombak sektor peternakan Bali. Populasi sapi di kabupaten yang terletak di lereng Gunung Agung ini rata-rata 110 ribu ekor per tahun. Dari total 406 ribu jumlah penduduk, hampir 56 persen menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dengan menjadi peternak.
Ancaman erupsi Gunung Agung membuat banyak peternak di Karangasem terpaksa turun gunung. Mereka mayoritas mengungsi ke Kabupaten Klungkung, daerah terdekat yang tergolong aman. Sebagian masih bertahan, karena tak ingin meninggalkan hewan-hewan ternak mereka. (Sir)