Ilustrasi.
AMLAPURA, suarabali.co.id – Seorang pendaki perempuan berinisial FBS meninggal dunia terpeleset dan jatuh ke dalam jurang saat melakukan pendakian bersama seorang temannya di Gunung Agung, Bali, pada Kamis (24/05/24).
FBS, yang tinggal di Kecamatan Ubud, Gianyar, melakukan pendakian bersama seorang teman tanpa pemandu.
FBS bersama temannya memulai pendakian dari Pura Pasar Agung Sebudi, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem tanpa didampingi pemandu dan hanya membawa learalatan seadanya.
Di ketinggian sekitar 1.600 meter di atas permukaan laut (MDPL), FBS terpeleset dan jatuh ke jurang dengan kedalaman sekitar 15 meter.
Teman FBS segera turun untuk mencari bantuan dan bertemu dengan kelompok usaha perhutanan sosial di areal parkir Pura Pasar Agung.
“FBS langsung dievakuasi, dan ditandu menuruni lereng Gunung Agung ke parkiran Pura Pasar Agung. Kondisinya masih sadar diri. Selanjutnya dibawa ke Puskesmas Selat memakai mobil. Sayangnya, sampai di Puskesmas korban dinyatakan sudah meninggal,” ungkap saksi.
“Sesampai di Puskesmas, korban dinyatakan meninggal. Kemungkinan meninggal saat perjalanan,” kata Dewa pada Jumat24 Mei 20024. Ia menambahkan bahwa FBS mengalami patah tulang rahang bawah, patah lengan kiri atas, luka lecet di perut kanan, luka robek, dan gigi depan patah.
“Tak ditemukan adanya unsur kekerasan. Korban meninggal dunia murni karena kecelakaan. Jenazah sudah dievakuasi. Kita sudah mintai keterangan saksi,” imbuhnya.
Menurut Dewa Gede Ariana, penyebab kejadian kemungkinan besar karena kelalaian dan kurang hati-hatinya korban saat pendakian.
“Penyebab kejadian kemungkinan karena lalainya dan kurang hati-hatinya korban saat melaksanakan pendakian. Sehingga si korban terpeleset dan jatuh ke jurang,” jelas Dewa Gede Ariana, dikitip dari tribunbali.com.
Peristiwa tragis ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dalam pendakian gunung, termasuk perlunya pemandu yang berpengalaman dan peralatan yang memadai.
Kapolsek Selat, AKP Dewa Gede Ariana, membenarkan adanya kejadian tersebut.
Kejadian ini harusnya menjadi pelajaran bagi semua pendaki, baik pemula maupun berpengalaman, untuk selalu memprioritaskan keselamatan.
Menggunakan pemandu berlisensi yang mengetahui medan dan bahaya di setiap jalur pendakian adalah langkah bijak yang dapat mencegah kecelakaan fatal.
Peralatan yang memadai dan kesiapan fisik serta mental juga sangat penting untuk memastikan pendakian berjalan dengan aman. (*)