DENPASAR, suarabali.co.id – Pemerintah Provinsi Bali mendukung penerapan Secure and Interoperable Surveillance and Health Information System (SISHIS) untuk memperkuat sistem pengawasan kesehatan pasca-pandemi Covid-19.
Australia dan Indonesia menjalin kemitraan untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP). Keberhasilan fase pasca-pilot SISHIS di Bali disampaikan pada pertemuan penutupan di Hotel Santika Kuta, Senin (27/5/2024).
Direktur Program AIHSP John Leigh mengatakan integrasi sistem kesehatan digital adalah kunci untuk respons cepat dan tepat terhadap ancaman kesehatan masyarakat.
“Sistem ini lebih terintegrasi dan ramah pengguna, membantu masyarakat menggunakan dan memahami data untuk diri mereka sendiri,” kata dia pada Senin (27/5/2024).
Pemprov Bali berkomitmen mendorong adopsi SISHIS di seluruh wilayah Bali.
Contohnya, langkah Kabupaten Badung yang mentransisikan SISHIS ke SINAR NATA.
Inisiatif ini sejalan dengan tujuan memperkuat ketahanan kesehatan nasional melalui transformasi digital.
Selama tahun 2022-2023, proyek pilot SISHIS dilaksanakan di Kabupaten Badung dan Buleleng, melibatkan fasilitas kesehatan publik dan swasta.
Fokus inisiatif ini adalah peningkatan kualitas data dan kapasitas manajer program pengawasan, mengatasi tantangan seperti keterlambatan pelaporan dan kurangnya pelaporan insiden.
SISHIS melengkapi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) dengan membangun gudang data yang mampu mendeteksi potensi wabah dengan cepat, meningkatkan akurasi data tanpa menambah beban kerja fasilitas kesehatan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bali dr. I Nyoman Gede Anom mengatakan SISHIS memperkuat sistem pengawasan dari tingkat fasilitas kesehatan primer.
Dia menjelaskan dengan mengadopsi pendekatan bottom-up, SISHIS meningkatkan kemampuan untuk mendeteksi potensi wabah dengan cepat dan akurat.
“Inisiatif ini merupakan komponen kunci dari agenda Transformasi Digital Kesehatan kita yang lebih luas,” katanya.