• Home
  • Indeks Berita
  • Ketentuan
  • Ketua PWI Pusat Ingatkan Media Massa Pentingnya Jaga Kebhinekaan   Jelang Pilkada 2024
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Terms of Service
Selasa, 24 Juni 2025
  • Login
Suara Bali
Advertisement
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up
No Result
View All Result
Suara Bali
No Result
View All Result
Home Nasional

Pemkot Denpasar Gelar Lomba Ogoh-ogoh

by
Januari 19, 2018
in Nasional
0
Pemkot Denpasar Gelar Lomba Ogoh-ogoh

Ilustrasi. (Ist)

0
SHARES
Bagi ke FacebookBagi ke TwitterBagi ke WhatsApp

Denpasar, suarabali.com – Dinas Kebudayaan Kota Denpasar kembali menggelar lomba ogoh-ogoh antar Seka Teruna se-Kota Denpasar. Lomba ini digelar untuk menyambut hari suci Nyepi Caka 1940 tahun 2018,

Kadis Kebudayaan Kota Denpasar IGN Bagus Mataram mengatakan kegiatan tersebut merupakan wujud komitmen Pemkot Denpasar dalam memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi generasi muda untuk menunjukan kreatifitasnya.

Related posts

Presiden Prabowo Instruksikan Menteri Terkait Jaga Stabilitas Harga Bahan Pangan Jelang Ramadhan

Presiden Prabowo Instruksikan Menteri Terkait Jaga Stabilitas Harga Bahan Pangan Jelang Ramadhan

Februari 28, 2025
Hukuman Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Diperberat Jadi 13 Tahun dalam Kasus Korupsi Gas LPG

Hukuman Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Diperberat Jadi 13 Tahun dalam Kasus Korupsi Gas LPG

Februari 28, 2025

Menurut Mataram, Denpasar sebagai kota berwawasan budaya sesuai dengan misinya, yakni memberdayakan masyarakat dengan berlandaskan lokal genius melalui budaya kreatif.

Untuk menunjang misi tersebut, salah satunya dengan melaksanakan lomba ogoh-ogoh antar sekaa teruna ini. “Sebagai kota berwawasan budaya tentunya lomba ogoh-ogoh ini salah satu kegiatan ekonomi kreatif sesuai dengan misi Kota Denpasar sebagai kota kreatif yang berwawasan budaya unggulan,” ungkapnya, Jumat (19/1/2018).

Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, I Made Wedana mengatakan pelaksanaan lomba ogoh-ogoh tahun ini sama seperti tahun sebelumnya. Ogoh-ogoh yang hendak mengikuti lomba wajib menggunakan bahan yang ramah lingkungan seperti ulatan, kayu, bambu, kertas bekas, dan lain sebagainya. Sehingga, tidak dibenarkan menggunakan styrofoom/gabus dan spons sebagai bahan utama pembuatan ogoh-ogoh. Sementara untuk kerangka ogoh-ogoh atau konstruksi boleh menggunakan besi.

“Tidak boleh menggunakan styrofoom/gabus, sedangkan untuk karet sandal dan kawat jaring dapat digunakan pada bagian aksesoris,” jelas Wedana.

Dalam pelaksanaan lomba kali ini, karya ogoh-ogoh yang dilombakan wajib bertemakan Bhutakala. Pendaftaran sedianya akan dibuka mulai 22 Januari sampai 22 Februari 2018. Untuk penilaian lomba ogoh-ogoh sedianya akan dilaksanakan pada 6-9 Maret 2018 yang dimulai dari Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar Utara, Denpasar Selatan dan terakhir di Denpasar Timur.

Dari lomba tersebut nantinya terdapat 32 pemanang dengan komposisi delapan sekaa di masing-masing kecamatan dan berhak mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 10 juta. Kendati demikian, sekaa yang sudah pernah mendapatkan nominasi selama dua tahun berturut-turut akan disidit atau tidak diikutsertakan dalam penilaian.

“Yang sudah dua kali berturut-turut menjadi nominasi tidak diikutkan dalam penilaian di tahun berikutnya. Ini untuk memberikan peluang kepada peserta lainnya, sehingga kesenian khususnya ogoh-ogoh terus berkembang,” ujar Wedana.

Adapun aspek yang menjadi poin penilaian, yakni meliputi komposisi, kreatifitas, ekspresi dan yang paling penting adalah ketaatan dalam penggunaan bahan ramah lingkungan. Untuk 32 nominasi tersebut nantinya akan dikembalikan kepada Desa Pakraman untuk bersama-sema melaksanakan malam pangerupukan.

Untuk menjaga kondusifitas keamanan dan mempertahankan kearifan lokal dalam menyambut hari suci Nyepi Caka 1940 tahun 2018, Mataram menegaskan agar musik pengiring ogoh-ogoh menggunakan alat musik tradisional seperti baleganjur, tektek, dan kesenian lainnya. Khusus untuk penjagaanya, wajib melibatkan pecalang desa.

“Jadi, wajib menggunakan alat musik tradisional. Jangan sampai menggunakan sound system, itu bukan kebuadayaan asli Bali,” pungkasnya. (Dsd/Sir)

Previous Post

Bali United Tekuk Borneo FC 3-1

Next Post

Hendardi: Elektabilitas Purnawirawan TNI-Polri Tinggi dalam Pilkada

Next Post
Hendardi: Anggota TNI Tidak Perlu Mendapat Previlege Peradilan Khusus

Hendardi: Elektabilitas Purnawirawan TNI-Polri Tinggi dalam Pilkada

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

3 bulan ago
ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

3 bulan ago
Penyeludupan Enam Ekor Penyu Hijau Berhasil Digagalkan

Penyeludupan Enam Ekor Penyu Hijau Berhasil Digagalkan

3 bulan ago
IC Consultant Bali Gelar Edukasi Pajak untuk Pengusaha

IC Consultant Bali Gelar Edukasi Pajak untuk Pengusaha

3 bulan ago
Suara Bali

© 2023 PT Suara Bali Media - All Right Reserved

  • Redaksi
  • Ketentuan
  • Kode Etik

No Result
View All Result
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up

© 2023 PT Suara Bali Media - All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In