Denpasar, suarabali.com Bali akan memiliki patung tertinggi di dunia yang konon ukurannya mengalahkan Patung Liberty di New York Amerika Serikat. Patung yang diberi nama Garuda Wisnu Kencana (GWK) itu terletak di Desa Ungasan Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung Bali. Saat ini patung raksasa tersebut sedang dalam proses finishing.
Menurut pencipta Patung GWK, Nyoman Nuarta, saat ini pengerjaan patung sudah mencapai 35 persen. “Patung ini akan kami selesaikan sekitar Agustus tahun 2018. Sebelum penyelenggaraan IMF dan World Bank, patung ini harus sudah jadi. Tujuannya adalah agar karya besar bangsa ini bisa diperkenalkan kepada dunia terutama kepada para peserta IMF dan World Bank,” ujar Nyoman Nuarta, Rabu (25/10/2017).
Nuarta menjelaskan, tinggi patung ini melebihi tinggi Patung Liberty. Bila tinggi Patung Liberty hanya mencapai 92 meter plus konstruksi hingga mencapai 96 meter, maka tinggi Patung GWK yang ada di Bali saat mencapai 121 meter dari atas tanah. Tinggi tersebut adalah total tinggi patung. Bila dhitung semua maka totalnya bisa mencapai 126 meter.
Dari sisi bobot pun, patung GWK juga melebihi Patung Liberty. Dimana Patung GWK total beratnya mencapai 4 ribu ton yang terdiri dari 754 modul. Selain itu, luas areal publik juga jauh melebih Patung Liberty yakni 8 kali lipat dari Liberty.
Dari sisi proses pengerjaan, GWK menjadi patung tersulit saat dilakukan proses pemasangan karena menggunakan struktur baja dan tembaga. Dari sisi filosofi juga, GWK merupakan dewa penjaga alam semesta, ujarnya.
Direktur NuArt Consultant Ersat B Amidarmo menjelaskan, daya tampung area publik berada di lantai 21. Daya tampungnya berjumlah 21 orang.
“Sebenarnya, daya tampung bisa mencapai lebih dari 1000 orang. Namun karena standar sesuai aturan maka hanya diperkenankan 200 orang. Hal ini berhubungan dengan keadaan emergency karena tangga evakuasi atau tangga darurat untuk keamanan dan kenyamanan hanya menampung 200 orang untuk evakuasi selama 1,5 jam,” ujar Ersat.
Bagian paling atas ujung juga sudah diuji kecepatan anginya. Pengujiannya dilakukan di beberapa negara seperti Kanada, Australia dan sebagainya. Bangunannya sudah diuji hingga menahan kecepatan angin 250 kilometer perjam. Sementara untuk di bagian puncak, kecepatan angin tertinggi hanya mencapai 70 kilometer perjam.
Project Communication GWK Ida Bagus Gede Budi Hartawan menyampaikan, berat permodul bisa mencapai 7 sampai 8 ton. Sehingga total semua mencapai 4 ribu ton. Proses pengerjaan tersulit berada di bagian pemasangan paruh burung garuda karena harus menjorok ke tengah. Kemampuan crane hanya 5 ton.
“Untuk keamanan dan kenyamanan, maka beban yang diangkut oleh crane hanya kurang dari 5 ton. Makanya untuk modul yang lebih dari 5 ton maka harus dilepas terlebih dahulu dan baru kemudian diangkat lalu dipasang di udara,” ujarnya. (Ade)