Jakarta, suarabali.com – Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menghadiri acara perkenalan dengan pejabat Military Attache (Milat) Corps di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (5/2/2018).
Dalam acara tersebut, Panglima TNI mengucapkan selamat atas pengangkatan Commodore Robert Plath (Atase Pertahanan Australia) sebagai Ketua Milat Corps Indonesia dan Brigadier General Kenali (Atase Pertahanan Malaysia) sebagai Wakil Ketua Milat Corps Indonesia.
Pertemuan Panglima TNI dengan 45 Atase Pertahanan yang bertugas di Indonesia dan tergabung dalam Milat Corps ini untuk memberikan gambaran mengenai visi dan misi TNI kedepan. Selain itu, pertemuan ini diharapkan berfungsi sebagai ajang silaturahim dan jembatan komunikasi antara Atase Pertahanan dengan pimpinan dan staf TNI.
Dalam kesempatan tersebut, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meyampaikan kebijakan terwujudnya TNI yang profesional dapat diaplikasikan dengan berbagai langkah. Di antaranya, mengembangkan kemampuan TNI untuk dapat beroperasi, baik yang bersifat tempur atau non-tempur di kawasan Asia, utamanya di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN.
“TNI terus berkomitmen melaksanakan tugas perdamaian dunia serta misi kemanusiaan di bawah bendera PBB,” tegas Panglima TNI seperti dikutip dari rilis Puspen TNI.
Kebijakan tersebut dijabarkan dengan berbagai misi TNI sebagai tentara profesional dan modern yang memiliki keutamaan, yaitu, mewujudkan TNI sebagai kekuatan utama yang mampu dan andal dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.
Hadi Tjahjanto juga mengatakan TNI harus menjadi kekuatan regional yang mampu berperan secara aktif dan positif melalui proyeksi kekuatannya secara optimal.
“TNI berusaha menjadi kekuatan yang berperan aktif dan optimal di lingkup global. TNI akan terus mendukung kebijakan pemerintah Indonesia sebagai poros maritim dunia,” ungkapnya.
Dalam menghadapi perkembangan dunia dewasa ini, kata Hadi Tjahjanto, TNI melihat perubahan beberapa spektrum ancaman seperti cyber yang harus disikapi bersama. Ancaman cyber makin mengemuka dengan kemajuan teknologi komunikasi yang pesat. “Berbagai interaksi dan transaksi memanfaatkan fasilitas cyber menjadikan dunia semakin kecil dan memungkinkan perkembangan tanpa batas dari berbagai sisi,” ujar Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Menurut dia, dunia yang semakin terhubung juga memungkinkan penduduk dunia berkomunikasi lebih mudah. Hal tersebut memudahkan aktor-aktor teroris dalam merekrut sel-sel baru dan menciptakan lone wolf.
“Individu-individu yang pada awalnya tidak memiliki tujuan khusus, berhasil direkrut dan diarahkan serta diubah 180 derajat menjadi individu yang berbeda kemudian, ternyata terkait dengan jaringan terorisme,” papar Panglima TNI.
Hadi Tjahjanto juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki laut yang sangat luas, kekayaan alam yang dimiliki sangat berpotensi besar bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Namun, laut yang luas ini memiliki kerawanan sendiri dimana digunakan oleh perampok dan teroris untuk melancarkan aksi.
Indonesia telah bekerja sama dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina untuk mengatasi ancaman tersebut dan berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan negara-negara tetangga dan ASEAN dalam mengatasi ancaman di laut tersebut.
Ketua Milat Corps Indonesia Commodore Robert Plath mengatakan Indonesia memiliki peran penting dalam keamanan kawasan dan stabilitas dunia. Indonesia, kata dia, merupakan negara kepulauan yang sangat strategis di antara dua samudera dan dua benua.
“Indonesia merupakan poros maritim dunia dimana terdapat banyak tantangan dan ancaman serupa yang dihadapi oleh tiap-tiap negara. Oleh sebab itu, kerja sama sangat penting untuk memastikan keamanan dan kemakmuran bangsa dan rakyat,” katanya. (Sir)