Denpasar, suarabali.com – Ancaman letusan Gunung Agung yang memaksa puluhan ribu penduduk harus mengungsi telah menjadi perhatian dunia internasional. Setidaknya ada 5 negara di dunia yang mengeluarkan peringatan kepada warganya untuk sementaraa waktu tidak mendekati kawasan wisata di Gunung Agung dan mengikuti arahan dari otoritas terkait. Kelima negara yang mengeluarkan peringatan tersebut yakni Australia, Inggris, Amerika, Singapura dan New Zeland.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali A.A Gede Yuniartha Putra mengaku optimis jika peringatan 5 negara tersebut sama sekali tidak berdampak terhadap pariwisata Bali. “Kami positif thinking saja terhadap peringatan dari 5 negara untuk tidak mendekati kawasan wisata yang di seluruh Karangasem. Peringatan itu merupakan tanggungjawab sebuah negara bagi warganya selama berada di Bali atau yang hendak ke Bali,” ujarnya di Denpasar, Rabu (27/9).
Menurut Gede, peringatan itu lebih pada bagaimana negara menasihati warganya untuk berhati-hati. “Isinya adalah larangan mendekati Gunung Agung, ikutilah arahan otoritas terkait, dan ikuti perkembangan di media tentang Gunung Agung. Tidak lebih dari itu,” katanya.
Dampak erupsi Gunung Agung, lanjut Gede, sama sekali tidak ada hubungannya dengan pariwisata. Bahkan, kondisi pariwisata di Bali khususnya di beberapa titik wisata di Kabupaten Karangasem masih relatif aman. Lokasi Gunung Agung itu di Timur Bali.
“Di bagian timur Bali juga masih aman, kecuali yang di radius 12 kilometer. Wisata di Candidase aman, Tulamben aman, Taman Ujung aman. Sementara semua masih berjalan aman. Masih banyak destinasi di Bali yang di luar radius 12 kilometer,” ucapnya.
Dikatakan, obyek wisata yang termasuk dalam radius bahaya seperti Pura Besakih memang sudah dikosongkan oleh otoritas terkait. Wisatawan yang ingin berwisata ke Bali bisa memilih daerah di luar radius bahaya Gunung Agung. “Beberap lokasi wisata di Bali timur saja masih aman, apalagi destinasi yang di luar wilayah Karangasem. Pasti masih aman saja,” ujarnya.
Namun berbeda dengan situasi di Bandara Ngurah Rai. Pantauan tadi sore, banyak warga negara asing yang memilih pulang lebih cepat dari jadwal liburan di Bali. Mereka kuatir gunung Agung meletus dan mereka tidak bisa pulang ke negaranya.
Di Terminal Keberangkatan Internasional Bandara Ngurah Rai, terjadi kepadatan penumpang yang akan meninggalkan Bali. Akibatnya, kemacetan selalu terjadi terutama menjelang malam. Namun juru bicara PT Angkasa Pura Ngurah Rai Bali, Arie Ashanurohim, membantah terjadi esksodus warga negara asing.
“Macet di terminal keberangkatkan internasional bukan berarti ada esksodus orang asing dari Bali. Itu masih normal. Lagi pula kalau terjadi eksodus tidak mungkin karena slot penerbangan ke berbagai negara terbatas,” ujar Arie Ashanurohim.(mkf)