Denpasar, suarabali.com – Kodam IX/Udayana berkomitmen memberantas peredaran narkotika dan menyatakan perang terhadap narkoba. Komitmen ini diwujudkan dalam berbagai kegiatan seperti Penyuluhan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Pengedaran Gelap Narkotika (P4GN).
“Dalam program ini, sekali dalam tiga bulan, kami juga secara terus-menerus melakukan tes urine terhadap anggota Kodam IX/Udayana dan jajarannya,” kata Kapendam IX/Udayana Kolonel Inf. J. Hotman Hutahaean, di Makodam IX/Udayana, Selasa (27/2/2018).
Kapendam mengatakan Kodam IX/Udayana terus melakukan upaya nyata dengan memberikan penyuluhan kepada seluruh anggota tentang bahaya narkoba dan sanksi yang dijatuhkan apabila terbukti menggunakan narkoba, apalagi sampai jadi pengedar.
“Pimpinan TNI AD tegas dalam memerangi narkoba dengan sanksi pemecatan bagi setiap prajurit yang terkena kasus tersebut. Jadi, sanksinya sangat tegas dipecat,” tegas Hotman Hutahaean.
Hotman Hutahaean menyadari bahwa penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di semua kalangan kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku penyalagunaan narkoba tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari.
“Jika sudah terkontaminasi dengan narkoba, maka sendi-sendi kekuatan bangsa semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf,” ungkapnya.
Sehingga, kata Kapendam, yang sudah terpengaruh dengan narkoba sudah tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, warga masyarakat selaku bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.
“Kodam IX/Udayana tidak mau hal ini sampai terjadi dan menimpa prajurit TNI dan generasi muda penerus bangsa ini. Karena itu, Kodam IX/Udayana menyatakan perang besar terhadap narkoba,” ujar Hotman Hutahaean.
Apalagi di Provinsi Bali, menurut Kapendam, yang menjadi daerah tujuan wisata favorit di Indonesia. Banyak wisatawan mancanegara berkunjung ke Bali, sehingga memberikan andil besar dalam meningkatkan devisa dan mendongkrak pendapatan perkapita masyarakat dalam berbagai profesi.
Namun, di samping keuntungan besar dari industri pariwisata ini, menurut Hotman Hutahaean, ada hal yang patut diwaspadai, seperti maraknya peredaran gelap narkotika. “Tidak dapat dipungkiri, Indonesia saat ini telah menjadi sasaran perdagangan narkotika oleh sindikat internasional. Termasuk daerah Bali yang menjadi tujuan wisata internasional,” katanya.
Hal itu dapat dilihat dari peningkatan pengungkapan kasus penyelundupan, pengguna, dan perdagangan narkotika seperti mengalir dan peredaranya bukan hanya menyasar masyarakat perkotaan, tetapi juga merambah sampai ke pelosok desa. (Tjg/Sir)