Jakarta, suarabali.com – Tiga tahun berjalan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus berikhtiar dalam mengawal peningkatan mutu pendidikan tinggi, kemampuan iptek dan inovasi untuk mendorong daya saing bangsa.
Pada acara temu media bertajuk “Bedah Kinerja 2017, Fokus Kinerja 2018”, Menristekdikti Mohamad Nasir membedah capaian kinerja Kemenristekdikti pada tahun 2017 dan mengupas fokus kerja pada tahun 2018. Temu media ini dilaksanakan di ruang Auditorium Gedung D Kemenristekdikti, Jakarta, Kamis (4/1/2018).
Kegiatan tahunan ini juga dikemas bersamaan dengan pemberian Anugerah Jurnalis dan Media Kemenristekdikti 2017, sebagai bentuk apresiasi bagi jurnalis dan media yang turut mendesiminasikan program dan kebijakan Kemenristekdikti kepada para pemangku kepentingan.
Acara ini dihadiri para pemimpin redaksi, redaktur dan jurnalis dari berbagai media massa, pimpinan Komisi VII dan X DPR RI, Kepala Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) di bawah koordinasi Kemenristekdikti, Kepala Badan Amil dan Zakat Nasional, jajaran eselon II di lingkungan Kemenristekdikti dan tamu undangan lainnya.
Menristekdikti mengatakan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Kemenristekdikti memiliki beberapa program prioritas di bidang pendidikan tinggi, iptek, dan inovasi. Adapun program prioritas tersebut, antara lain, Beasiswa Bidikmisi, Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik), Pengembangan Science Techno Park (STP), Revitalisasi Pendidikan Vokasi, Pendidikan Magister menuju Doktor Untuk Sarjana Unggul (PMDSU), World Class Professor (WCP), Peningkatan Publikasi Internasional, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Pendanaan Riset dan Pengembangan, Peningkatan Start Up, serta Peningkatan Inovasi melalui Pendanaan Inovasi Industri dan Perguruan Tinggi, serta program strategis lainnya.
Terkait program peningkatan mutu peningkatan pendidikan tinggi dan perluasan akses pendidikan bagi calon mahasiswa kurang mampu, pada tahun 2017 Kemenristekdikti telah menyalurkan beasiswa bidikmisi kepada 339.348 mahasiswa. Sementara untuk perluasan akses pendidikan bagi calon mahasiswa di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) sebanyak 3.468 mahasiswa telah mendapat bantuan melalui program ADik.
Selanjutnya, program STP yang menjadi program prioritas nasional selama tahun 2017 tercatat sebanyak 16 STP yang sudah matang. Kemenristekdikti akan terus mengoptimalkan pengembangan STP ini, sehingga sesuai dengan target yang diharapkan.
Sehubungan dengan tenaga kerja terampil dan kompeten yang kini sangat dibutuhkan di dunia industri, Kemenristekdikti melakukan revitalisasi terhadap pendidikan vokasi (Politeknik). Revitalisasi dilakukan dengan menjadikan 12 Politeknik sebagai pilot project. Tercatat sebanyak 132 dosen Politeknik diberi pelatihan dan mengambil sertifikat kompetensi internasional, 420 dosen Politeknik diberi pelatihan dan mengambil sertifikat kompetensi dalam negeri, dan 1.400 mahasiswa Politeknik diberi beasiswa untuk mengambil sertifikat kompetensi dalam negeri.
Dalam peningkatan kualitas sumber daya agar unggul dan bersaing, Kemenristekdikti telah memberikan beasiswa S2 untuk dosen sebanyak 52 (luar negeri) dan 817 (dalam negeri). Sedangkan beasiswa S3 untuk dosen sebanyak 965 (luar negeri) dan 8.488 (dalam negeri). Sementara melalui program PMDSU, jumlah peserta program PMDSU 3 batch sebanyak 626 peserta, 20 di antaranya lulus magister, 18 peserta batch 1 lulus doktor, dan 588 peserta lainnya masih dalam proses pendidikan.
Program lainnya, World Class Professor 2017 yang diselenggarakan pada November 2017 berhasil mengundang 84 WCP dari 19 negara untuk berkumpul dan berkolaborasi dengan dosen atau peneliti Indonesia untuk meningkatkan produktivitas riset akademisi perguruan tinggi, serta mendorong peringkat perguruan tinggi Indonesia menuju 500 besar dunia. Dari ajang tersebut, menghasilkan total jumlah joint publication sebanyak 96.
Di bidang riset, Menristekdikti terus mendorong para dosen dan peneliti di Indonesia untuk produktif dalam menghasilkan publikasi. Hasilnya, sampai tahun 2017 jumlah publikasi ilmiah internasional, Indonesia sukses mencapai angka 16.147 per 31 Desember 2017, melebihi Thailand dan Vietnam.
Berdasarkan Direct Open Access Journal (DOAJ), publikasi Indonesia sebanyak 1.156 dan menempati peringkat pertama di dunia melebihi Brazil dan United Kingdom.
“Publikasi ilmiah internasional Indonesia telah mencapai target yang telah dicanangkan di awal tahun, yakni di atas angka 15 ribu publikasi,” jelas Menristekdikti.
HKI sebagai salah satu tolak ukur peningkatan mutu pendidikan tinggi juga mengalami peningkatan. Sebanyak 4.303 HKI telah didaftarkan, meningkat dari tahun 2016 sebanyak 3.184. Dari program pendanaan riset dan pengembangan, telah dihasilkan inovasi baru dengan Technology Readiness Level (TRL) 6 sebanyak 1.412 dan TRL 7 sebanyak 86.
Inovasi tersebut, di antaranya, mesin cetak huruf Braille-ITS, Radar Navigasi-PT. RTI, Flight Contoller Untuk UAV-PT. ATI, Prototip Sendi Panggul (HIP JOINT)-UGM, Serat Beras UGM, Teknologi Paduan Alumunium-BPPT, Produksi Benih dan Buah Melon Unggul-UGM.
Terkait program peningkatan inovasi, sampai tahun 2017 Kemenristekdikti berhasil mencapai 661 Start Up. Untuk pendanaan inovasi di industri tahun 2017, anggarannya sebesar Rp 65,240 miliar, meningkat dari tahun 2016 yaitu Rp 36,288 miliar dan 2015 sebesar Rp 18,500 miliar. Total ada 129 proposal yang didanai dari tahun 2015-2017.
Sementara peningkatan inovasi di perguruan tinggi dilakukan melalui program teaching industry. Tahun 2017 melalui program ini berhasil melahirkan 15 produk inovasi. Di luar itu, sebanyak 4 produk dalam tahap uji coba dan 14 produk tahap trial production. Selain itu, 6 Production Line terbangun, salah satunya adalah Production Line Buah Tropika (Revolusi Orange) – IPB.
Menapaki tahun 2018, Kemenristekdikti berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja demi mencapai sasaran strategis, yaitu meningkatnya kemampuan iptek dan inovasi, meningkatnya relevansi, kuantitas, dan kualitas pendidikan tinggi, serta terlaksananya reformasi birokrasi.
Untuk itu, Kemenristekdikti akan fokus pada pelaksanaan dan pencapaian program prioritas 2018, yaitu Pendirian Politeknik dan Prodi Khusus untuk Kebutuhan Industri, Pengelolaan/Pengembangan PTN Baru dan Akademi Komunitas, Pembukaan Prodi Khusus Blok Masela, Revitalisasi LPTK, Beasiswa SM3T/PPG/PPGT bagi Guru, Beasiswa Bidikmisi, Beasiswa ADik Papua dan 3T, Pengembangan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi, Pengembangan Teaching Factory, Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi, dan Penguatan Inovasi Litbang di Industri. (Sir)