Jakarta, suarabali.com – Sejumlah bayi lima tahun (balita) menderita penyakit campak (morbili) dan gizi buruk di Kecamatan Agats, Kabupaten Asmat, Papua. Masalah kesehatan masyarakat itu telah dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan penanganan lanjutan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan rasa empati bagi para pasien dan keluarganya yang saat ini masih menjalani perawatan dan pengobatan di RSUD Asmat. Selain itu, Kemenkes tetap memantau dan memberikan pendampingan terhadap upaya penanganan masalah tersebut yang sudah berjalan di tingkat kabupaten dan provinsi, selaku ujung tombak pelaksanaan pembangunan kesehatan di wilayahnya.
Di sisi lain, Kemenkes juga mengapresiasi media massa yang berkenan memberi perhatian besar bagi pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia, dalam hal ini kesehatan masyarakat di Kabupaten Asmat, Papua.
Berdasarkan laporan dari Dinkes Provinsi Papua, Kemenkes telah mengirimkan 3 ton pemberian makanan tambahan (PMT), 800 vial vaksin campak dan 10.000 pcs jarum suntik 0,5 ml ke Kabupaten Agats.
Petugas kesehatan dari Dinkes Kabupaten Asmat masih berada di lapangan untuk memberikan imunisasi campak secara massal. “Kebutuhan obat lainnya sampai saat ini masih tercukupi,” kata drg. Oscar Primadi, MPH, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Minggu (14/1/2018).
Menurut dia, Kemenkes telah berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi Papua dan terus mengumpulkan sejumlah data yang dibutuhkan dalam menentukan langkah penanggulangan, baik bantuan yang dapat diberikan oleh pemerintah pusat atau pemenuhan sumber daya yang dibutuhkan daerah dengan tetap memperhatikan pembagian kewenangan yang dimiliki antara pemerintah provinsi dan pusat.
Di tingkat pusat, Ditjen Kesehatan Masyarakat, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Ditjen Pelayanan Kesehatan, dan Balitbangkes tengah menyiapkan tim yang akan melakukan visitasi, supervisi, dan pendampingan bagi tenaga kesehatan yang akan diberangkatkan ke Kabupaten Agats, Papua, dalam waktu dekat.
“Badan PPSDM Kemenkes juga akan melakukan intervensi, terutama dalam penempatan sumber daya manusia kesehatan (SDMK) di Kabupaten Asmat, baik melalui program Nusantara Sehat, wajib kerja dokter spesialis (WKDS), maupun penugasan khusus individu,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Kementerian Kesehatan menerima laporan bahwa RSUD Asmat menerima rujukan kasus campak atau morbili dan gizi buruk sejak 8 Januari 2018.
Jumlah kasus campak tercatat sebanyak 22 pasien (6 pasien rawat inap, 16 pasien pulang rawat jalan). Sementara itu, gizi buruk dilaporkan sebanyak 8 pasien (2 pasien rawat inap, 5 pasien rawat jalan, dan 1 pasien meninggal dunia). (Sir)