Karangasem, suarabali.com – Menyusul adanya himbauan Gubernur Bali Made Mangku Pastika agar warga yang berada di luar kawasan rawan bencana (KRB) yang berasal dari 28 desa di Kabupaten Karangasem, jumlah pengungsi di sejumlah titik pengungsian mulai berkurang. Hingga malam ini, Senin (2/10), sudah banyak pengungsi yang pulang ke rumahnya masing-masing.
Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi Bali, Dewa Made Mahendra Putra menjelaskan, data pengungsi yang pulang secara persisnya menunggu rilis resmi dari BPBD Bali dan Karangasem.
“Namun berdasarkan data resmi dari BPBD hingga hari ini, jumlah pengungsi yang terdata semakin berkurang. Persisnya sebanyak 139.945 jiwa yang tersebar di 419 titik di 9 kabupaten dan kota di Bali. Artinya, sudah ada pengurangan signifikan,” katanya.
Dikatakan, tiga hari sebelumnya jumlah pengungsungsi masih tinggi yakni 144 ribu lebih jiwa. Bila hari ini terlapor 139,945 jiwa, maka diketahui sudah terjadi penurunan karena sudah banyak pengungsi yang pulang ke rumah masing-masing.
“Sampai saat ini pendataan terus dilakukan. Petugas tetap merujuk pada warga yang berasal 28 desa yang masuk KRB. Sementara warga yang berasal dari 50 desa lainnya diharapkan untuk pulang karena kondisinya aman,” tuturnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Gubernur Pastika meminta warga yang berasal dari 50 desa itu pulang agar bisa beraktifitas seperti biasa, bisa berproduktifitas seperti biasa.
Namun bila merasa tidak nyaman, dipersilahkan untuk tetap berada di pengungsian dan pemerintah tetap menjamin untuk berbagai kebutuhan logistik lainnya.
Pengungsi terbanyak saat ini berada di Kabupaten Karangasem sebanyak 50.544 orang, disusul Klungkung sebanyak 22.723 orang. Buleleng di urutan ketiga dengan total sebanyak 16.901 orang.
Sementara sisanya tersebar di kabupaten lainnya di Bali. Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan, kajian dan analisa dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) secara tegas menyampaikan jika warga di 50 desa itu aman dan tidak berdampak sama sekali terhadap letusan Gunung Agung.
“Sekarang peralatan sudah canggih. Pemerintah juga sudah siap bila akhirnya menghadapi kondisi terburuk. Semua sudah siap,” ujarnya. (Ade)