Denpasar, suarabali.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara buka-bukaan saat membuka rapat terbatas (Ratas) seluruh menteri di Sanur Bali, Jumat malam (22/12/2017). Dalam arahan pembukaannya, Jokowi menyampaikan secara gamblang jika Ratas kali ini memang senjaga digelar di Bali supaya para menteri semuanya turun ke Bali.
Hadirnya puluhan menteri dan pejabat negara lainnya ke Bali untuk memberikan citra positif bahwa Bali itu aman untuk dikunjungi sekalipun ada status awas Gunung Agung. Selama ini sektor pariwisata Bali menjadi terpuruk, karena kekhawatiran wisatawan terhadap letusan Gunung Agung.
“Mengenai sektor pariwisata di Bali yang terdampak, karena erupsi Gunung Agung. Yang pertama, kenapa rapat terbatas ini diadakan di Bali, karena kita ingin menunjukkan kepada turis, kepada wisatawan, kepada dunia, bahwa wisata di Bali aman. Karena kena dampak dari erupsi di Gunung Agung hanya berjarak 8 sampai 10 kilometer dari puncak gunung,” ujar Presiden yang disambut meriah para menteri yang hadir.
Jokowi mengaku sudah mendapatkan laporan dari Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan terkait pariwisata Bali yang aman terkendali.
“Tadi, saya diinformasi oleh Pak Luhut. Artinya, sebetulnya tempat wisata yang ada di Bali seharusnya tidak ada masalah. Tetapi, karena banyaknya pemberitaan mengenai erupsi Gunung Agung yang tidak akurat dan diikuti di luar. Yang terhoror ring api berapa negara, sehingga ada penurunan aktivitas pariwisata yang ada di Bali,” tutur Presiden.
“Tetapi, tadi sore waktu Bali, Gubernur Bali juga menyampaikan bahwa sudah mulai kembali menuju ke normal. Sehingga, dengan rapat terbatas yang dilakukan di Bali ini, kita harapkan memang tidak ada masalah yang berkaitan dengan aman dan tidaknya, karena erupsi ini,” imbuhnya.
Jokowi juga memintaa kepada Kementerian Pariwisata untuk terus memberikan informasi yang benar dan lengkap kepada para Dubes negara-negara sahabat di Indonesia.
“Kita yang bekerja di negara lain agar warganya berwisata ke Indonesia, khususnya di Bali. Makanya, harus memberikan penjelasan informasi yang akurat menyangkut keamanan di Bali dan langkah-langkah kontingensi yang kita siapkan,” kata Jokowi.
“Bila memang bencana itu terjadi, titik yang kedua kita harapkan juga, terutama menteri dan menko itu mengajak pelaku-pelaku pariwisata seperti PHRI, Asita, dan otoritas bandara untuk memberikan informasi yang mempromosikan wisata di Indonesia, khususnya di Bali, serta paket-paket wisata sesuai yang isinya mencapai target,” lanjutnya.
Selain soal pengungsi, Jokowi juga memperhitungkan terkait 10 destinasi “Bali baru”. Pemerintah sudah melakukan kalkulasi berkaitan dengan destinasi-destinasi baru itu. Bahkan, satu setengah tahun belakangan ini sudah mulai dikerjakan.
Menurut Jokowi, 10 destinasi ‘Bali baru” itu tidak menjadi saingan bagi Bali, tetapi akan saling mendukung. Terutama, Bali saat ini masih fokus dengan pariwisata dan recovery Gunung Agung. (Ade/Sir)