Tangerang, suarabali.com – Direktur Utama Garuda Indonesia (Persero) Pahala N. Mansury mengatakan operasional Garuda mulai Jumat (8/12/2017) ini sudah mencapai 97 persen menuju normal.
Sebelumnya, Garuda Indonesia mengalami penundaan dan pembatalan penerbangan yang menyebabkan banyak penumpang merasa tidak nyaman. Hal itu terjadi karena dampak tidak langsung penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali dan bandara di Lombok akibat erupsi Gunung Agung, Karangasem, Bali, beberapa waktu lalu.
Sebanyak 300 penerbangan yang dibatalkan dan ditunda sejak penutupan dua bandara tersebut. Hal itu mengakibatkan banyak kru Garuda yang tertahan, sehingga membutuhkan waktu untuk penjadwalan ulang. Proses tersebut membutuhkan waktu cukup lama, sehingga menyebabkan adanya penundaan dan pembatalan penerbangan yang puncaknya terjadi pada 1 Desember 2017.
“Sejak pukul 10.00 WIB (Jumat, 8 Desember 2017) operasional Garuda sudah mencapai 97 persen menuju normal. Saat ini operasional sudah mulai lancar tanpa kendala yang bisa menyebabkan kekurangan kepada pelayanan penumpang,” kata Pahala saat melakukan pengecekan di Terminal III Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tengerang, Banten, Jumat (8/12/2017).
Usai mengalami penundaan dan pembatalan penerbangan beberapa hari sejak Jumat (1/12/2017), Pahala sekaligus melakukan pengecekan menjelang libur tahun baru. “Peak season baru satu pekan ke depan. Paling tidak kita memastikan kondisi operasional mendekati masa peak season itu,” katanya.
Pahala mengakui, kondisi operasional jadwal penerbangan Garuda pada akhir pekan lalu memang bermasalah. Untuk itu, ia memohon maaf dengan kendala yang dialami. Sehingga, saat ini dia melakukan pengecekan operasional agar berjalan dengan baik.
“Sejak Senin dan Selasa (5/12/2017) kondisi operasional sudah lancar, termasuk hari ini,” ujarnya. (Sir)