• Home
  • Indeks Berita
  • Ketentuan
  • Ketua PWI Pusat Ingatkan Media Massa Pentingnya Jaga Kebhinekaan   Jelang Pilkada 2024
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Terms of Service
Rabu, 16 Juli 2025
  • Login
Suara Bali
Advertisement
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up
No Result
View All Result
Suara Bali
No Result
View All Result
Home Bali

Jadi Pembicara Utama  Rangkaian Gelaran WWF, Pj Gubernur Bali Sang Mahendra Jaya Paparkan Potensi Laut Bali

Handa by Handa
Mei 20, 2024
in Bali
0
Jadi Pembicara Utama  Rangkaian Gelaran WWF, Pj Gubernur Bali Sang Mahendra Jaya Paparkan Potensi Laut Bali
0
SHARES
Bagi ke FacebookBagi ke TwitterBagi ke WhatsApp

Related posts

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

Maret 17, 2025
ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

Maret 16, 2025

Pj Gubernur Bali  Sang Made Mahendra Jaya menjadi salah satu pembicara utama pada gelaran WWF ke-10 di kawasan The Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Minggu (19/5).

Mangupura, suarabali.co.id – Menjadi salah satu pembicara utama dalam rangkaian  WWF ke-10  di kawasan The Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Minggu (19/5),  Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya memaparkan potensi laut Bali, yang di gelar oleh  Kementerian PPN/Bappenas.

Forum dengan tema ‘Blue Economy Innovation: for Shared Prosperity’ itu  membahas strategi inovatif dan inklusif untuk mendorong kemakmuran masyarakat pesisir dan keberlanjutan dalam menghadapi tantangan lingkungan yang berkembang.
Dalam paparannya Mahendra Jaya mengatakan Pemerintah Provinsi Bali mengelola sumber daya kelautan secara berkelanjutan dan konservasi dalam rangka pertumbuhan ekonomi dengan prinsip mengutamakan partisipasi masyarakat efisiensi sumber daya, menciptakan nilai tambah ganda multiple revenue melibatkan tenaga kerja yang lebih banyak, dan dengan menghasilkan limbah minimal dan zero waste.
“Tujuan implementasi blue economy ini adalah menjamin kelestarian keanekaragaman hayati laut dan ekosistem laut serta lingkungan pesisir dan laut secara berkelanjutan, mendorong pertumbuhan ekonomi di industri kelautan dan perikanan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat pesisir,” ujarnya.
Dia menambahkan, potensi ekonomi kelautan Bali cukup melimpah yang meliputi perikanan yang terdiri dari perikanan tangkap, akuakultur dan industri pengolahan, industri bioteknologi kelautan, wisata bahari, angkutan antarpulau dan antarprovinsi, serta sumber daya non konvensional seperti potensi ocean thermal energy conservation yang sangat tinggi di laut Bali utara, industri air laut dalam dan industri garam yang juga sangat potensial.
Dalam konteks pembangunan pariwisata Bali, laut adalah potensi pengembangan wisata bahari di sepanjang garis pantai Bali. Wsata bahari memungkinkan potensi wilayah laut masing-masing daerah dapat dikembangkan, tidak harus sama satu dengan yang lain.
Hal ini memungkinkan terjadinya diversifikasi objek wisata, sehingga masing-masing daerah di Bali memiliki kekhasan yang menjadi daya tarik pariwisata. Dengan pariwisata bahari, pariwisata akan berkembang dengan ekosistem laut yang tetap lestari tetapi dapat memberikan kesejahteraan masyarakat.

“Semua potensi tersebut dikembangkan dengan menerapkan praktik nilai-nilai kearifan lokal Bali dengan menghindari praktik eksploitasi secara berlebihan. Dengan pengembangan blue economy berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal alam dan budaya Bali akan tetap lestari, sementara masyarakat Bali akan hidup lebih sejahtera,” kata Mahendra Jaya.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan blue economy berfungsi sebagai respons terhadap tiga krisis yakni perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, serta polusi dan limbah. “Kedua, ekonomi biru menjadi penting karena modalitasnya mengingat sekitar 70 persen planet kita ditutupi oleh air,” ujarnya.
Selain pembicara utama, acara diskusi panel menghadirkan narasumber internasional seperti Head of 4P Secretariat OECD Piera Tortora, Expert in Regenerative Blue Economy Raphaella Le Gouvello, Counsellor CSIRO Amelia Fyfield dan Co-Founder Uluu Julia Reisse.
Previous Post

Pelabuhan Benoa Jadi Home Port Bagi Kapal Persiar

Next Post

WWF 2024, Presiden Jokowi Sebut Subak Bali Jadi Kearifan Lokal Indonesia Dalam Merawat Air

Next Post
WWF 2024, Presiden Jokowi Sebut Subak Bali Jadi Kearifan Lokal Indonesia Dalam Merawat Air

WWF 2024, Presiden Jokowi Sebut Subak Bali Jadi Kearifan Lokal Indonesia Dalam Merawat Air

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

4 bulan ago
ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

4 bulan ago
Penyeludupan Enam Ekor Penyu Hijau Berhasil Digagalkan

Penyeludupan Enam Ekor Penyu Hijau Berhasil Digagalkan

4 bulan ago
IC Consultant Bali Gelar Edukasi Pajak untuk Pengusaha

IC Consultant Bali Gelar Edukasi Pajak untuk Pengusaha

4 bulan ago
Suara Bali

© 2023 PT Suara Bali Media - All Right Reserved

  • Redaksi
  • Ketentuan
  • Kode Etik

No Result
View All Result
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up

© 2023 PT Suara Bali Media - All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In