Denpasar, suarabali.com – Pelaku usaha pariwisata Bali mulai memberikan garansi pelayanan kepada para wisatawan yang tertahan di Bali jika sewaktu-waktu Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ditutup akibat Gunung Agung meletus. Hotel Melia Bali, misalnya, menggratiskan kamar plus makan pagi bagi tamu yang tertahan jika bencana alam itu terjadi.
“Kami akan menjamin akomodasi para tamu yang kembali ke hotel apabila airport ditutup. Kami memberikan kamar gratis, termasuk sarapan untuk dua orang. Dengan situasi Gunung Agung yang tidak menentu, kami akan menjamin masa tinggal mereka sampai bandara dibuka kembali untuk keberangkatan, atau sampai tamu tersebut dapat meninggalkan Bali dengan alternatif transportasi lain. Untuk konsumsi makanan dan minuman diberikan potongan harga sebesar 20 persen,” kata Eduardo Parera Castro, General Manajer Hotel Melia Bali, kepada para awak media di Nusa Dua Bali, Rabu (20/12/2017).
Untuk mendorong pasar dan membangun kepercayaan tamu untuk menginap di Melia Bali, kata Eduardo, pihaknya memberikan fleksibilitas dan kebijakan baru terkait pembatalan reservasi. Tamu yang sudah melakukan reservasi akan diberikan garansi pengembalian uang 100 persen jika melakukan pembatalkan pesanan. Kebijakan ini berlaku untuk reservasi yang dilakukan sejak sekarang sampai 31 Maret 2018, Untuk masa menginap, berlaku sejak sekarang sampai 31 Desember 2018.
Selain pengembalian dana secara utuh (full refund) jika ada pembatalan, menurut dia, Hotel Melia Bali juga memberikan pilihan lain seperti floating deposit atau dana yang sudah dibayarkan bisa disimpan di hotel untuk pemesanan pada masa mendatang. “Kami mengeluarkan kebijakan pembatalan tersebut untuk semua segmen pasar kami,” tambahnya.
Hotel Melia Bali terletak 72 kilometer di bagian selatan Bali, jauh dari dampak erupsi Gunung Agung di bagian timur Bali, Kabupaten Karangasem. Zona peringatan sekitar 8 -12 kilometer dimana hanya 2 persen wilayah yang terkena dampak erupsi Gunung Agung. Sisanya, 98 persen wilayah masih termasuk dalam zona aman.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, Gede Juniartha, mengapresiasi kebijakan manajemen Hotel Melia Bali. Menurut dia, seluruh hotel berbintang di Bali seharusnya melakukan hal yang sama. “Harus terbuka dan benar-benar komitmen untuk menggratiskan kamarnya. Lalu, manajemen berani mengumumkan secara resmi melalui media seperti Melia Bali Hotel,” ujarnya.
Menurut dia, banyak manajemen hotel yang tidak transparan. Saat bandara ditutup selama dua hari beberapa waktu lalu, kata dia, banyak tamu mengeluhkan karena ditagih biaya kamar.
“Perlu diingat, banyak tamu takut datang ke Bali bukan karena Gunung Agung. Tapi, mereka takut tidak bisa pulang karena bandara tutup. Ide Melia Bali Hotel ini perlu diikuti manajemen hotel lainnya di Bali,” ujarnya. (Ade/Sir)