ilustrasi. Petani Kopi.
Tabanan, suarabali.co.id – Harga kopi robusta di Kabupaten Tabanan, Bali sejak 2023 masih terbilang tingga hingga menembus harga Rp 65.000 perkilogram. Namun ditengah harga yang masih bagus petani di Tabanan kekurangan stok kopi. Kondisi ini terjadi akibat menipisnya stok kopi sejak tahun 2021 akibat cuaca buruk.
Petani kopi di Pupuan Made Suamanta mengatakan harga kopi saat ini masih mahal. Sejak tahun 2023 per kilogram untuk kategori green bean tembus diangka Rp 65.000. “Tapi, sayangnya kami petani tidak punya banyak stok kopi,” ujarnya, Minggu (28/4), dilansir nusabali.com.
Disebutkan, menipisnya stok kopi ini karena produksi dari tahun 2021 ceblok karena cuaca. Biasanya sebelum tahun 2021 produksi kopi didapat 1 ton per hektare. Sekarang hanya didapatkan 3 kwintal per haktare. Kondisi ini menyebabkan stok kopi tidak melimpah.
“Tahun 2020 sampai 2023 itu banyak petani kopi gagal panen. Cuaca saat itu kan terus panas tidak hujan. Jadi ini penyebabnya gagal panen. Bahkan karena harga tinggi stok untuk membuat kopi giling tidak dapat,” jelas Suamanta petani kopi asal Banjar Padangan Kawan, Desa Padangan, Kecamatan Pupuan ini.
Namun, jelas dia, tahun 2024 rata-rata kopi petani di Tabanan menunjukkan kualitas dan kuantitas bagus. Hasil pengamatan, produksi kopi tahun 2024 bakal melimpah. “Kira-kira nanti panen bulan 7 stok pasti akan melimpah. Bisa sampai produksi 1,5 ton diluas 1 hektar,” katal Suamanta.
“Tahun 2020 sampai 2023 itu banyak petani kopi gagal panen. Cuaca saat itu kan terus panas tidak hujan. Jadi ini penyebabnya gagal panen. Bahkan karena harga tinggi stok untuk membuat kopi giling tidak dapat,” jelas Suamanta petani kopi asal Banjar Padangan Kawan, Desa Padangan, Kecamatan Pupuan ini.
Namun, jelas dia, tahun 2024 rata-rata kopi petani di Tabanan menunjukkan kualitas dan kuantitas bagus. Hasil pengamatan, produksi kopi tahun 2024 bakal melimpah. “Kira-kira nanti panen bulan 7 stok pasti akan melimpah. Bisa sampai produksi 1,5 ton diluas 1 hektar,” katal Suamanta. (*)