Denpasar, suarabali.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyoroti masalah kemiskinan di Bali. Meski secara kuantitas terjadi penurunan, tetapi secara kualitas ternyata angka kemiskinan di Bali tetap tinggi.
“Meskipun angka kemiskinan menurun, gini ratio membaik dan angka pengangguran menurun, ternyata 70 persen dari orang miskin yang bekerja masih tetap miskin. Berarti, kualitas pekerjaannya tidak menghasilkan uang yang cukup,” kata Pastika saat memimpin rapat Evaluasi Program/Kegiatan Pembangunan Provinsi Bali Semester II Tahun 2017 di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Selasa (23/1/2018).
Rapat yang diikuti jajaran pemerintah yang ada di Bali ini mengusung tema: Melalui Evaluasi Semester II Tahun 2017, Kita Tingkatkan Kinerja dan Daya Saing Menuju Bali Mandara.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika secara umum memberi apresiasi atas berbagai capaian tersebut. Meskipun ia tetap mengkritisi capaian tersebut, khususnya persoalan kemiskinan di Bali.
Gubernur Pastika menyoroti kuantitas riil warga miskin di kabupaten dan kota. Menurut dia, kabupaten dan kota dengan persentase kemiskinan kecil, ternyata secara kuantitas memiliki warga miskin lebih banyak dibandingkan kabupaten yang persentase angka kemiskinannya besar.
Dia mencontohkan Denpasar, meski angka kemiskinan hanya 2,27 persen, secara kuantitas setara dengan 20,70 ribu orang. Sedangkan Klungkung dengan angka kemiskinan 6,29 persen memiliki warga miskin sebanyak 11,15 ribu orang.
Pastika meminta kepada pejabat di Bali agar memikirkan langkah apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebuti. Misalnya, memikirkan perlunya pelatihan agar produk yang dibuat masyarakat lebih baik dan harganya lebih mahal.
Menurut Pastika, apa yang dipaparkan pada rapat evaluasi tersebut merupakan kompas atau pelita yang harus dimanfaatkan untuk membuat kebijakan. “Kita pembuat kebijakan dan pelaksana kebijakan, kita yang harus berpikir apa yang harus dikerjakan,” kata Pastika.
Dalam rapat evaluasi tersebut terungkap, hampir seluruh target yang ditetapkan pada RPJMD Bali 2013-2018 sudah berhasil dilampaui. Misalnya, PDRB Bali yang sudah menyentuh angka 46,52 juta per tahun sudah melampaui target tahun 2018 sebesar 45,11 juta per tahun.
Begitu juga dengan inflasi tahun 2017 yang berada di angka 3,3 persen lebih baik dari target tahun 2018 sebesar 5,35 persen.
Tingkat pengangguran per Agustus 2017 sebesar 1,48 persen juga lebih baik dari target RPJMD 2018 yang mematok angka 2 persen.
Selain itu, apabila dibandingkan dengan provinsi tetangga seperti Jawa Timur dan NTB, data-data statistik menunjukkan Bali lebih baik dari provinsi tersebut. (Sir)