Denpasar, suarabali.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan Indonesia hendaknya tidak menunggu bonus demografi agar bangsa ini lebih maju. Akan tetapi, harus dimulai sejak dini dengan peningkatan kualitas diri para generasi muda yang nantinya menjadi pemegang masa depan bangsa.
Beberapa tahun kedepan, Indonesia akan menyongsong fase bonus demografi. Bonus demografi merupakan kondisi di mana populasi usia produktif lebih banyak dari usia nonproduktif. Hal itu menjadi tantangan apakah bangsa Indonesia siap lepas landas menuju negara maju atau justru sebaliknya, tertimpa bencana demografi.
“Kita hendaknya jangan menunggu bonus demografi tersebut. Kecepatan arus globalisasi sangatlah cepat dan dinamis. Sehingga, kalau tidak siap kita akan tertindas dan tertinggal jauh,” tegas Pastika saat menghadiri pembukaan Rakernas Karang Taruna 2018 di Hotel Sanur Paradise, Denpasar, Kamis (25/1/2018).
Pastika menjelaskan, ciri-ciri perubahan global, yakni 3S: speed (cepatnya luar biasa), surprising (mengagetkan), dan suddenly (tiba-tiba). Selain itu, menurut dia, arus globalisasi tersebut juga membawa nilai baru yang bercirikan instability (dunia yang labil), uncertainly (tidak pasti), complexity (sangat kompleks), dan ambiguity (terjadi kekaburan nilai).
Oleh sebab itu, untuk menghadapi tantangan globalisasi tersebut, menurut Pastikan, peningkatan kualitas diri wajib dilaksanakan sejak dini, mengingat kelemahan bangsa Indonesia saat ini adalah kualitas SDM yang masih rendah, etos kerja masih lemah, disiplin yang amburadul, tidak mengutamakan mutu, dan mempunyai mental yang lemah.
“Itulah sebabnya kita memerlukan revolusi mental dengan tujuan untuk perbaikan karakter kita,” tegasnya.
Meski demikian, Pastika mengapresiasi Karang Taruna yang sudah berkomitmen untuk mengabdikan diri kepada masyarakat, khususnya pada permasalahan sosial di masyarakat.
Itu pula sebabnya, Pastika mengharapkan agar Karang Taruna selalu memotivasi diri untuk memantapkan komitmen pengabdian dalam membangun kesejahteraan masyarakat, khususnya penanganan masalah sosial di wilayah masing-masing. (Sir)