Denpasar, suarabali.com – Menyusul maraknya aksi demonstrasi yang dilakukan warga Sanur saat launching Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM), Sabtu (28/18) kemarin, GUbernur Bali memberikan respon .
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengaku sehari sebelumnya sudah bertemu dengan 10 orang perwakilan warga Sanur. Dalam pertemuan tersebut, perwakilan masyarakat Sanur bermaksud menagih janji salah satu staf dilingkungan Pemprov Bali yang menjanjikan 10 persen tenaga kerja untuk warga Sanur.
“Saya bilang, boleh nggak kalau tidak demo. Terus mereka bertanya, gimana soal permintaan personil. Saya bilang, hari ini bapak ajukan, hari ini saya terima. Tapi khusus untuk tenaga kesehatan, supaya paling tidak diwawancara dulu sama Kadiskes. Karena kita takut juga asal terima, kalau salah suntik gimana. Kalau untuk tenaga lain seperti sopir, kita langsung terima yang penting punya SIM. Kemudian tenaga pemelihara gedung, petugas laundry, langsung kita terima,” ujar Gubernur saat bertemu dengan awak media di Pemprov Bali, Senin (30/10).
Gubernur juga meminta agar rencana demo dibatalkan karena selain tidak pantas, rumah sakit masuk salah satu wilayah yang tidak boleh di demo.
“Kalau ada orang mendemo rumah sakit dan tempat ibadah, hati-hati, itu pelanggaran. Saya nggak tau persis pasalnya, tapi bisa di penjara. Kedua, rumah sakit tidak baik kalau di demo, nanti dokternya stres. Iya kan, tenaga kesehatan kan ketakutan jadinya. Makanya saya sampaikan jangan demo. Terus mereka bilang iya, akan disampaikan kepada krama. Deal, selesai, habis itu kita foto-foto. Saat itu saya sudah tenang,” ungkapnya
Rupanya, pertemuan yang di gelar di rasa belum cukup oleh warga Sanur. Malam harinya, Mangku Pastika mengaku mendengar bahwa masyarakat Sanur akan tetap melakukan aksi demo.
“Malam itu saya dengar mereka akan kumpul di Mertasari, minta Gubernur datang. Kalau tidak puas, tetap akan demo. Pasti tidak puas ini kalau saya datang. Terus saya kasih tau dokter Bagus, tidak jadi launching. Kalau ada demo tidak usah launching, tutup pintunya, bapak di luar, lihat aja apa yang terjadi. Daripada kamu di dalam, nanti di bakar orang dari luar, kamu terpanggang semua, sama dengan pabrik petasan saya bilang,” ujarnya
Kendati demo berlangsung, Pastika tetap meminta rumah sakit langsung beroperasi meski tanpa launching terlebih dahulu.
“Ini rumah sakit sudah siap, mobil operasional sudah ada, obat siap, dokter siap karena sudah di latih berhari-hari. Kalau tidak di buka sayang kan. Akhirnya saya bilang, dokter Bagus ganti baju kita sembahyang,” tuturnya
Dalam persembahyangan, Mangku Pastika memohon kepada Tuhan agar di beri ijin untuk membuka rumah sakit Bali Mandara. “Selesai itu selubung di buka. Semua umbul-umbul cabut. Semua bunga disingkirkan, tidak ada launching, tapi di buka, sudah kan,” kata Pastika.
Ketika di tanya terkait komitmen awal yang menjanjikan 10 persen warga Sanur bisa kerja di rumah sakit Bali Mandara, Pastika mengaku secara persis tidak mengetahui.
“Mungkin waktu sosialisasi pertama ada permintaan 10 persen dari mereka. Karena kalau ada staf kita yang menjanjikan 10 persen, itu tidak mungkin. Tapi bisa jadi ketika ada permintaan 10 persen, diiyakan aja biar cepat. Mangkanya saya minta maaf, kalau ada staf saya yang dulu berjanji, siapapun itu, saya minta maaf, karena tidak mungkin rumah sakit pakai jatah,” jelasnya
Lebih lanjut mantan Kapolda Bali ini menerangkan, sebagai rumah sakit daerah, RS Bali Mandara tidak mengejar keuntungan semata. “Tanah milik pemerintah, duit buat bangun duit pemerintah, ini duit rakyat berarti. Dokter di bayar pemerintah, obat di bayar pemerintah, masak nyari untung, salah berfikir kalau seperti itu,” paparnya.
Mangku Pastika juga bercerita, semestinya rumah sakit Bali Mandara selesai tahun 2012 silam, namun karena ada beberapa hal yang menghambat, pembangunan rumah sakit terpaksa mundur. “Anggaran tahun berikutnya terus di hapus. Tapi kemudian kita phus terus, sehingga anggaran muncul pada tahun 2016,” tutupnya. (Mkf)