Denpasar, suarabali.com – Ekonomi Provinsi Bali pada triwulan III 2017 mengalami pertumbuhan 6,22 persen. Angka tersebut naik dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 6,01 persen.
Namun, angka kemiskinan di Bali hingga Maret 2017 tercatat sebesar 4,25% atau sama dengan angka pada periode Maret 2016. Namun, angka kemiskinan tersebut lebih rendah dibandingkan tingkat kemiskinan secara nasional pada priode yang sama, yaitu sebesar 10,64%.
Begitu pula Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Bali menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada periode Agustus 2017, angkanya lebih rendah dibandingkan TPT secara nasional yang mencapai 5,50%.
Kondisi pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, dan pengangguran itu dipaparkan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta saat menghadiri kegiatan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di aula Gedung Bank Indonesia Provinsi Bali, Kamis (14/12/2017).
Saat ini, kata Sudikerta, Provinsi Bali sedang menghadapi bencana erupsi Gunung Agung yang berdampak pada industri pariwisata. Hal itu akan memengaruhi kinerja perekonomian Bali pada triwulan IV 2017.
“Perekonomian Bali juga dipengaruhi faktor eksternal, khususnya jalur ekspor barang dan jasa. Seiring perbaikan ekonomi global 2017 dan Amerika Serikat yang didorong membaiknya kondisi tenaga kerja dan investasi, serta negara-negara mitra dagang utama Bali seperti Jepang, Eropa, dan Tiongkok masih menunjukkan pertumbuhan yang tinggi. Saya harapkan ini menjadi angin segar yang menjadi peluang perluasan pasar ekspor barang dan jasa,” papar Pastika.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Causa Iman Karana, mengapresiasi pencapaian yang diraih Provinsi Bali saat ini. Dia menjelaskan, Bank Indonesia mengeluarkan tiga pilar kebijakan, yakni kebijakan moneter, kebijakan makroprudensial, dan kebijakan sistem pembayaran.
“Tiga pilar kebijakan itu akan tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan yang dipercaya sebagai prasyarat pokok bagi terciptanya pemulihan ekonomi yang lebih berkesinambungan,” ujarnya. (Sir)