Denpasar, suarabali.com – Busana Adat Bali mulai ramai dicari oleh masyarakat Bali khususnya yang beragama Hindu. Hal ini terjadi karena mendekati Hari Raya Galungan dan Kuningan yang jatuh pada hari Rabu (01/11) nanti.
Mita yang menjadi Manager Butik Kebaya Bumimi di kawasan Denpasar menjelaskan menjelang hari raya Galungan dan Kuningan penjulan lumayan meningkat sekitar 75 persen dibandingkan hari biasanya.
“Kalau peningkatan sekitar 75 persen. Kalau masyarakat cenderung mencari kebaya yang berwarna putih. Karena Galungan identik dengan warna putih untuk dipakai persembayangan ke Pura,” ucapnya. Senin (23/10).
Busana adat mulai dari kain kebaya, ķamben, saput, udeng, dan Alpaka pun di Ramai dicari. Ramainya pembeli membuat pedagang pun memberikan harga promo dan diskon setiap barang yang di jualnya.
“Biasanya harga promo dimulai satu bulan sebelum hari raya Galungan hingga H-1 Galungan. Promo yang kami iberikan kepada pelanggannya mulai dari potongan Rp 25. ribu sampai Rp75 ribu, Selama promo baju bisa laku sekitar 50 sampai 60pcs dalam sehari,” imbuhnya.
Ditempat lain, pemilik Anwar Texil, yakni Tasnim menjelaskan bahwa, saat ini ditempatnya yang banyak dicari masyarakat kain kebaya brokat santili yang di jual hanya Rp 100 ribu, sementara untuk kamen yang banyak katun bordir songket yang dijual hanya Rp 185 ribu.
” Kalau disini pembelinya biasa-biasa aja, mau hari raya atau tidak tetap sama. Cuma kadang disini kekurangan barang sekalinya barang datang sekitar 100 pcs dari Jakarta sudah langsung di borong pembeli sehingga barang yang baru datang belum sempat di jual di Toko,” ujarnya.
Sementara hal yang sama dirasakan Maji, salah satu penjahit busana adat Bali di Denpasar. Ia mengaku orderannya selalu banyak sehingga selalu kewalahan menerima orderan dari pelanggannya. Satu hari bisa dia selesaikan 1 atau 2 baju kebaya.
” Jelang hari raya Galungan, saya bisa terima orderan 3 atau 5 pcs kain kebaya. Pelanggan banyak yang jahit kain warna putih karena untuk sembahyang ke Pura,” ujanya. (Mkf)