Kepala BNPT RI Komjen Pol Rycko Amelza dalalm Acara Sarasehan Bersama Dai & Daiyah di Bandung pada Rabu (24/5). (Foto: doc BNPT RI).
Bandung, suarabali.co.id – Kepala BNPT RI Komjen Pol Rycko Amelza menyebut para dai dan daiyah memiliki peran kunci dalam pencegahan ideologi kekerasan.
Rycko Amelza menyampaikan hal itu saat menghadiri saresehan dan ikrar kebangsaan untuk dakwah islam oleh Dai dan Daiyah di Jawa Barat pada Rabu (24/5) lalu.
“Peran Dai sangat sentral, penting dan menjadi kunci dalam program kontra radikalisme dan deradikalisasi dalam upaya pencegahan ideologi kekerasan radikalisme terorisme,” katanya Rycko
Rycko menjelaskan para Dai dan Daiyah dapat berperan langsung merubah pemahaman dan mindset masyarakat yang telah terpapar radikalisme termasuk kepada mantan napiter.
“Dai dan Daiyah dapat merubah paham budaya kekerasan, meluruskan pemahaman dengan tausyiah kepada masyarakat,” ujarnya.
Pentingnya peran Dai dan Daiyah juga terletak pada posisi mereka pada tatanan masyarakat yang lebih dipercaya dan dianggap orang suci dalam mengajarkan kebenaran agama.
“Dai dan Daiyah termasuk para orangtua, kyai, ajengan, ustaz, ustazah mereka dipercaya dan dianggap orang suci. Untuk itu ketika Dai dan Daiyah banyak yang terlibat dalam memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat, masyarakat yang terpapar ini bisa yakin dan mau merubah pemikiran dan sikap mereka,” ungkapnya.
Staf Khusus Menteri Agama M Nuruzzaman, mengatakan Kemenag telah banyak melatih Dai dan Daiyah di seluruh Indonesia untuk lebih aktif dalam memberikan pencerahan agama yang menekankan semangat toleransi, menghargai perbedaan dan komitmen kebangsaan dalam rangka melawan ideologi kekerasan yang merongrong kedaulatan bangsa.
Nuruzzaman menyatakan tantangan cukup serius dialami bangsa Indonesia yaitu berkembangnya ajaran agama yang berlebihan bahkan ekstrim dan bertolak belakang dengan esensi agama.
Ada juga klaim kebenaran dengan tafsir agama, dia benar orang lain salah dan juga ada yang merongrong konsesus kebangsaan atas nama agama.
”Di sini peran Dai dan Daiyah untuk aktif memberikan ajaran moderasi beragama dan komitmen kebangsaan,” jelas Nuruzzaman.
Sementara itu Kepala Badan Kesbangpol Jawa Barat, R Iip Hidajat menjelaskan Provinsi Jawa Barat terus membangun kesiapsiagaan dan ketahanan nasional dari gempuran ideologi transnasional berbasis kekerasan.
Menurut Iip Hidayat Pemprov Jawa Barat mendasarkan pada Perpres Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorism (RAN PE) No 7 Tahun 2021, Permendagri No 33 Tahun 2017 dan didukung Pergub Jabar No 4 Tahun 2022.
”Kami di Jawa Barat telah berkomitmen mencegah terorisme, termasuk dengan melibatkan Dai dan Daiyah Se-Jawa Barat untuk aktif dalam pencegahan paham radikalisme terorisme,” terang Iip. (*)