Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama (Kemenag) RI Prof. I Nengah Duija.
Denpasar, suarabali.com – Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Dirjen Bimas Hindu) Kementerian Agama (Kemenag) RI Prof. I Nengah Duija menyampaikan, bahwa Bali layak menjadi pilot project pendidikan umum berciri khas Keagamaan Hindu atau Widyalaya.
Hal itu disampaikan oleh Prof. Duija dalam rapat koordinasi Penyelenggaraan Pendidikan Widyalaya di Provinsi Bali, di Aula Kanwil Kemenag Bali, pada Minggu 21 April 2024 bersama Kepala Bidang Pendidikan Hindu Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Bali, Ida Ayu Putu Gede Dharma Yanti dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota se-Bali.
“Kami sudah memformalkan 105 Pendidikan Widyalaya se-Indonesia. Dan Bali harus menjadi Pilot Project Widyalaya. Pendidikan Widyalaya yang bercirikhas keagamaan Hindu itu adalah pendidikan nasional plus yang setara dengan Madrasah di Pendidikan Islam,” kata Prof. Duija.
Dirjen Bimas Hindu menceritakan bagaimana proses pengesahan Peraturan Menteri Agama (PMA) Widyalaya yang berlangsung selama 8 bulan hingga akhirnya disahkan oleh Menteri Agama (Menag) RI di Jakarta Bulan Maret lalu.
“PMA ini sudah selesai dan itu amanah dari Menteri Agama (Menag Yaqut Cholil Qoumas, . Maka, sampai Bulan September 2024 ini sudah harus ada bukti Widyalaya itu berdiri. Itu harapan dari Gus Men dan kita harus menangkap peluang itu,” tandas Prof. Duija.
Ia berharap semua pihak yang ada di daerah bisa bergerak cepat dan saling berkoordinasi dengan baik supaya Pendidikan Widyalaya segera terlaksana untuk membangun sumber daya manusia (SDM) Hindu yang berkualitas.
“Tahun ini akan menjadi catatan sejarah bagi bangsa di negeri ini bila kita bisa menorehkan Pendidikan Widyalaya di Bali. Maka, itu akan dikenang sepanjang masa,” kata dia.
“Tapi jika kita gagal hari ini, maka akan menjadi catatan buruk. Oleh karena itu saya berharap Pendidikan Widyalaya ini akan berjalan dengan baik,” sambungnya.
Dirjen Bimas Hindu ingin menyamakan persepsi semua pihak yang sama-sama mempunyai tujuan untuk mengembangkan pendidikan Hindu ini untuk masa depan Hindu di Indonesia dan di Bali.
“Saya berharap kita bisa menorehkan tinta emas sejarah untuk bangsa kita,” pungkas Dirjen Bimas Hindu.. (*)