DENPASAR,SUARABALI.COM – Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri meminta seluruh masyarakat Karangasem, terutama yang tinggal di daerah terdampak agar tetap tenang dan ikuti petunjuk petugas yang sudah disebar.
“Saya meminta agar masyarakat tetap tenang, tidak usah panik. Ikuti penjelasan petugas karena jalur evakuasi sudah dipetakan dengan baik. Bila ada hal-hal yang tidak diinginkan, segera pindah ke daerah yang lebih aman,” ujarnya di Karang Asem, Selasa pagi (19/9).
Sumatri mengatakan, Pemkab Karangasem bersama BPBD Karangasem, BPBD Bali sudah melakukan pemetaan terhadap tempat pengungsian dan jalur evakuasi sehubungan dengan naiknya status Gunung Agung ke Level Siaga. Untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan gempa aktivitas Gunung Agung Karangasem dan jika sewaktu-waktu pihak Badan Geologi mengeluarkan secara resmi terkait peningkatan status menjadi siaga, maka jalur evakuasi sudah disiapkan, dan jalur mengungsi juga sudah ada.
“kami meminta masyarakat jangan panik,” ujarnya.
Ada beberapa wilayah yang dipilih berada di zona aman, seperti Kecamatan Sidemen tepatnya di Lapangan Mamed, Dermaga Cruise; Tanah Ampo dan Lapangan Ulakan, Manggis, Desa Bunutan kecamatan Abang; Desa Rendang, maupun perbatasan Karangasem-Buleleng, yakni Lapangan Tembok. Saat ini, memang terjadi peningkatan intensitas gempa yang semula 28 kali menjadi 75 kali gempa.
“Tadi malam memang ada peningkatan gempa terus-menerus, kami diminta menunggu sampai pukul 12.00 Wita,” ujarnya.
Jika ada hal buruk terjadi, Sumatri meyakinkan, pihaknya pun telah siap menghadapi bencana tersebut dengan mempersiapkan posko-posko pengungsian. Selain itu, pihaknya juga tengah melakukan sosialisasi ke wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) yang dibagi menjadi tiga kawasan.
“Ada KRB satu, Dua dan Tiga, kami juga telah mempersiapkan sarana dan prasarana mobil pengangkut sebagai antisipasi jika terjadi sesuatu,” ujarnya.
Sedangkan, Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa mengatakan, desa-desa yang berada di wilayah KRB III, harus mulai waspada dan bersiap jika akhirnya Gunung Agung meletus. Ia pun meminta agar seluruh kepala desa melakukan komunikasi untuk memudahkan pembuatan posko pengungsian.
“Kepala desa yang wilayahnya berada di zona KRB III agar berkoordinasi dengan desa yang akan dijadikan sebagai pembuatan posko,” ujar Artha Dipa.
Sejumlah desa yang masuk KRB III itu, kata Artha Dipa, meliputi Kecamatan Bebandem, yakni Desa Jungutan bagian atas, Desa Bhuana Giri mulai Dusun Tanah Aron hingga Butus. Kecamatan Kubu, yakni Desa Tulamben, Batudawa ,Muntig, Dukuh paling atas. Kecamatan Kubu yakni di Desa Ban,Baturinggit, Sukadana dan Tianyar Timur.
Sedangkan di Kecamatan Abang, meliputi Desa Pidpid bagian atas, Desa Nawakerti bagian atas, Desa Kesimpar, Desa Datah yakni di Kedampal, Laba Sari bagian atas. Sedangkan di Kecamatan Selat yakni, Desa Sebudi, Desa Amertha Bhuana, Peringsari. Kecamatan Rendang meliputi wilayah Desa Besakih terutama di Temukus, Desa Menanga Dusun Pemuteran.
“Daerah-daerah rawan tersebut agar kepala desanya langsung berkoodinasi dengan desa lainnya, untuk mengecek wantilan, gedung serba guna, lapangan yang bisa dipakai sebagai posko,” ujar Artha Dipa.
Kepala BPBD Provinsi Bali, Dewa Made Indra mengatakan, seluruh peralatan kini sudah siap. Mulai dari tenda pengungsi, beras, mie instant, masker dan sebagainya. Ia meminta masyarakat waspada, bukan berarti pihaknya memastikan gunung akan meletus, tapi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Bukan kami yang menentukan, tetapi Badan Geologi yang memiliki alatnya, saya terus berkoordinasi terus,” ujarnya.
Pihaknya, kata Dewa Indra, memiliki tanggung jawab bersama Pemkab Karangasem untuk memastikan jika suatu kejadian tidak sampai jatuh korban jiwa. Ia juga meminta para kepala desa untuk mendata jumlah penduduk maupun mensosialisasikan agar masyarakat tidak membandel jika sewaktu-waktu diminta melakukan pengungsian.
“Jika kita tidak siap, maka akan terjadi korban jiwa. Dan kami pastikan Pemkab Karangasem tidak sendirian dalam menghadapi ini, dari provinsi maupun Pemerintah Pusat sudah pasti akan bersama-sama masyarakat Karangasem,” ujar Dewa Indra.
Jika nantinya terjadi erupsi tidak langsung begitu saja. pihaknya menyebut ada tahapan-tahapan sebelum gunung api benar-benar mengeluarkan erupsinya. Sehingga tidak ada salahnya melakukan persiapan yang matang agar sewaktu-waktu bisa melakukan evakuasi. “Jika akan erupsi sudah pasti erupsi, kita tidak bisa mencegahnya. Yang bisa kita lakukan adalah meminimalisasi korban jiwa. Terutama wilayah-wilayah yang berada di wilayah KRB III yang dengan radius 6 kilometer dari puncak Gunung Agung,” ujarnya.
Saat ini Pemkab Karangasem sudah dalam posisi siaga penuh untuk mengantisipasi kejadian terburuk. Ia meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir baik logistic maupun tempat pengungsian. Ia pun kembali menegaskan, agar seluruh pihak dalam memberikan informasi satu komando agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi yang membuat masyarakat cemas. (Arn /OL)