Polda NTT menerjunkan sebanyak 168 personel gabungan untuk membantu mengevakuasi para korban bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. (foto;istimewa)
Kupang, suarabali.co.id – Polda NTT menerjunkan sebanyak 168 personel gabungan untuk membantu mengevakuasi para korban bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang meletus pada Minggu (3/11) malam. Sembilan orang dikabarkan meninggal dunia akibat erupsi gunung ini.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Ariasandy mengatakan bahwa jumlah tersebut terdiri atas Polres Flores Timur berjumlah 25 orang, Brimob 25 orang dan Polsek 15 orang.
“Selain itu dilibatkan juga personel dari TNI, Tagana serta relawan,” katanya.
Ariasandy mengatakan bahwa Polres Flores Timur (Flotim) sendiri berperan penting dalam upaya penanganan dan evakuasi korban erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki yang terjadi di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Minggu (3/11/2024) tengah malam.
Dia juga mengatakan bahwa keterlibatan aktif Polres Flores Timur dalam mengevakuasi warga terdampak erupsi dan membersihkan akses jalan di desa-desa yang terkena dampak, termasuk Desa Hokeng Jaya di Kecamatan Wulanggitang.
“Dalam proses evakuasi, tim berfokus untuk memastikan keselamatan warga,” ujar dia.
Ariansandy juga mengatakan bahwa pascaerupsi yang terjadi pada Minggu malam, status Gunung Lewotobi meningkat dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas).
Hal ini menandakan keadaan yang semakin kritis. Akibat erupsi, material panas, batu api, dan abu vulkanik terlempar hingga radius enam kilometer, menyebabkan kerusakan dan menimbulkan korban jiwa.
Dari data sementara, yang diterima oleh aparat kepolisian setempat erupsi ini telah menelan korban dengan jumlah korban menjadi sembilan orang.
Selain itu juga puluhan orang luka-luka akibat tertimpa material letusan dan banyak bangunan hangus terbakar.
“Warga dari tujuh desa sekitar, yaitu Desa Klatanlo, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, Boru Kedang, Pululera, dan Nawakote, terpaksa mengungsi menuju perbatasan Kabupaten Sikka dan Kecamatan Titehena di Kabupaten Flotim,” tambah dia. (*/ant)