Putu Wiyani
Denpasar, suarabali.co.id – Putu Wiyani (41), seorang wanita karir di Bali, berbagi kisah perjuangannya sebagai bagian dari kelas menengah yang terdampak oleh pandemi COVID-19. Sejak tahun 2020, masa-masa sulit mulai dirasakannya, terutama ketika gajinya dipotong hingga 60%. Kehidupan yang sebelumnya stabil berubah drastis, memaksanya menghabiskan tabungan dan mengandalkan kartu kredit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, menciptakan lingkaran utang gali lubang tutup lubang.
Sebagai ibu dari dua anak dan seorang istri, Wiyani memikul tanggung jawab besar dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Keputusan untuk tetap bekerja, sementara suaminya tinggal di rumah mengurus anak-anak, diambil karena gajinya cukup mendukung kebutuhan keluarga. Namun, situasi semakin sulit saat perusahaan tempatnya bekerja kembali memotong gaji dengan kompensasi waktu kerja yang lebih pendek dan tambahan cuti dari 12 menjadi 24 hari per tahun.
Di tengah ketidakpastian ekonomi, Wiyani bersyukur masih memiliki pekerjaan, meski pendapatan keluarganya kini hanya cukup untuk kebutuhan dasar. Namun, dengan keperluan tambahan yang tak terhindarkan, dia mengaku khawatir, karena ruang untuk memenuhi kebutuhan mendesak semakin terbatas.
Kisah Wiyani mencerminkan kondisi banyak keluarga kelas menengah di era sekarang yang harus bertahan dengan penghasilan pas-pasan, sementara harga kebutuhan terus meningkat. Pandemi telah mengubah banyak hal, dan bagi sebagian orang, pemulihan ekonomi masih terasa jauh dari jangkauan. (mahendra)